CANTIKA.COM, Jakarta - Pelukan yang tulus memiliki banyak makna. Dengan manfaat yang terbukti bagi kesehatan fisik, kesejahteraan emosional, dan ketahanan kita terhadap stres, pelukan yang menenangkan jauh lebih dari sekadar ritual sosial. Seperti yang pernah diungkapkan oleh terapis keluarga ternama Virginia Satir : "Kita membutuhkan empat pelukan sehari untuk bertahan hidup, delapan untuk pemeliharaan, dan dua belas untuk pertumbuhan."
Namun, masyarakat modern juga menghadirkan masalah, yang menghambat kita mencapai jumlah pelukan yang disarankan Satir. Dengan mengalah pada eksistensi digital yang semakin meningkat, apakah kita melupakan kekuatan sentuhan dalam hidup kita dan hidup orang lain? Jawabannya lebih dalam dari yang kamu bayangkan.
Artikel Terkait:
Jangan Dibuang Dulu! Ini Tips Mengatasi Produk Kecantikan Menggumpal
Mengapa Sentuhan Sangat Penting? Kembali ke masa kanak-kanak, sentuhan adalah salah satu cara pertama kita memahami dunia baru di sekitar kita. Kontak kulit ke kulit sangat penting bagi bayi yang baru lahir ; tanpanya, mereka tidak akan bertahan hidup. Logika yang sama ini tampaknya meluas, dengan cara yang lebih halus, melampaui masa remaja dan juga ke dalam kehidupan dewasa kita.
Penelitian menunjukkan bahwa berpelukan sebagai bentuk kontak memicu pelepasan hormon oksitosin yang dikenal sebagai " hormon ikatan ". Hormon ini merupakan zat kimia yang mendorong rasa percaya dan keterikatan, sekaligus mengurangi stres dan bahkan memperkuat sistem kekebalan tubuh.
Jadi, pelukan bukan hanya untuk bayi dan anak-anak. Penelitian juga menunjukkan bagaimana pelukan menciptakan rasa memiliki di semua tahap kehidupan. Dengan demikian, pelukan dapat dianggap sebagai bahasa universal yang melampaui kata-kata, memberikan rasa aman dan koneksi, serta kenyamanan saat kita sangat membutuhkannya.
Artikel Terkait:
Menurut sebuah penelitian yang melibatkan lebih dari 400 peserta, mereka yang sering dipeluk cenderung tidak mengalami gejala parah setelah terpapar virus flu biasa.
Yang cukup mencengangkan, para peneliti menemukan bahwa pelukan secara langsung berkontribusi terhadap 32 persen manfaat kesehatan yang diberikan oleh dukungan emosional selama masa-masa stres.
Hilangnya sentuhan tidak hanya memengaruhi kesejahteraan emosional kita. Hal ini juga dapat berdampak fisik, yang berpotensi memperburuk dan memicu masalah kesehatan.
Tiffany Field , pendiri Touch Research Institute, percaya bahwa kurangnya kontak fisik dapat menyebabkan kondisi seperti fibromialgia dan sindrom iritasi usus besar. Sindrom-sindrom ini, yang sebelumnya lebih umum pada orang dewasa, kini muncul dengan frekuensi yang lebih tinggi pada orang yang lebih muda, kemungkinan karena meningkatnya stres dan berkurangnya kontak fisik dalam hidup mereka.
Ilustrasi pasangan berpelukan. shutterstock.com
Efek Menenangkan Berpelukan
Tidak terbatas pada melawan pilek, sentuhan kasih sayang, termasuk berpelukan, telah terbukti mengatur sumbu hipotalamus-hipofisis-adrenal ( HPA ), suatu sistem yang mengendalikan respons stres tubuh.
Dalam sebuah studi, partisipan yang melaporkan lebih banyak berpelukan setiap hari mengalami penurunan respons kortisol saat bangun (CAR), penanda utama tingkat stres di pagi hari. Dengan menghambat pelepasan kortisol yang berlebihan, pelukan mempersiapkan kita untuk mengatasi stres sehari-hari dengan lebih efektif.
Sama seperti manfaat anti-stres dan peningkatan kekebalan tubuh, manfaat emosional dari pelukan tampaknya sama pentingnya. Sentuhan fisik tampaknya begitu naluriah membantu kita memproses dan memulihkan diri dari konflik. Namun, penelitian menunjukkan betapa pedihnya efek ini.
Dalam studi dua minggu yang melibatkan lebih dari 400 orang dewasa, partisipan yang menerima pelukan pada hari-hari konflik interpersonal melaporkan suasana hati yang lebih tenang dan lebih cepat kembali ke perasaan positif. Manfaat ini konsisten di semua jenis kelamin, status perkawinan, dan tingkat dukungan sosial dasar, yang menunjukkan nilai universal pelukan yang sesungguhnya.
Bagaimana Kalau Tidak Mendapatkan Cukup Pelukan
Apa yang terjadi jika kita tidak mendapatkan cukup pelukan? Bisa dikatakan bahwa efeknya bersifat langsung dan jangka panjang. Meskipun kurangnya sentuhan fisik dikaitkan dengan tingkat stres, kecemasan, dan depresi yang lebih tinggi dalam jangka pendek, seiring waktu, tekanan emosional ini dapat bermanifestasi sebagai masalah kesehatan yang serius, mulai dari kekebalan tubuh yang melemah hingga masalah kardiovaskular.
Namun, ketiadaan sentuhan bukan hanya soal emosi. Hal ini juga mengganggu hubungan. Penelitian menarik menunjukkan bahwa kurangnya koneksi fisik, termasuk pelukan, dapat mengikis kepercayaan, memperdalam kesalahpahaman, dan membuat konflik tak terselesaikan.
Dengan sepenuhnya mengakui pentingnya pelukan dalam kehidupan kita sehari-hari, kita dapat membantu membangun kembali rasa keterhubungan, empati, dan kasih sayang kita yang mungkin telah terganggu oleh disonansi dunia digital.
Jadi, lain kali kamu berencana untuk tidak memeluk orang lain saat mengucapkan selamat tinggal, mungkin lebih baik prioritaskan tindakan sederhana ini untuk menjalin hubungan, yang memperluas kekuatan pelukan demi kebaikan kamu sendiri dan kebaikan semua orang .
Pilihan Editor: Bagaimana Sebuah Pelukan Dapat Ringankan Stres
HEALF
Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi Terkini Gaya Hidup Cewek Y dan Z di Instagram dan TikTok Cantika