Penelitian: Konsumsi Sayuran Hijau Bisa Cegah Migrain

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Ilustrasi wanita migrain atau sakit kepala. Freepik.com

Ilustrasi wanita migrain atau sakit kepala. Freepik.com

IKLAN

CANTIKA.COM, JakartaMigrain adalah gangguan sakit kepala primer yang sangat menyakitkan dan biasanya memberikan gejala yang jauh lebih intens dan melemahkan daripada sakit kepala biasa. Baru-baru ini, sebuah studi menemukan bahwa diet berbasis sayuran hijau memiliki manfaat yang luar biasa untuk migrain yang berulang.

Studi yang diterbitkan di BMJ Case Reports, ini melibatkan seorang pasien yang telah menderita migrain kronis selama hampir satu dekade. Menurut penelitian, sayuran hijau dapat secara dramatis meningkatkan kadar beta-keton dan mengurangi peradangan kronis.

Setelah ditindaklanjuti sekitar dua bulan, mereka menemukan bahwa migrain pada pasien berkurang secara signifikan. Pasien menderita sekitar satu migrain sebulan, setelah sebelumnya mengalami empat hingga enam serangan migrain dalam satu bulan.

Melalui BMJ Case Report, pasien berusia 60 tahun yang terlibat dalam studi ini mengatakan bahwa dalam satu bulan setelah memulai diet nabati padat nutrisi yang mencakup sayur-sayuran berdaun hijau tua, buah-buahan, kacang-kacangan, oatmeal, dan smoothie hijau setiap hari, dia bisa terlepas dari obat migrain.

“Sekarang, saya tidak lagi minum obat migrain dan saya tidak mengalami migrain dalam tujuh tahun. Saya bahkan tidak ingat kapan terakhir kali saya sakit kepala,” katanya, dikutip dari laman Express, Kamis, 25 November 2021.

Selain itu, Anda juga perlu menghindari makanan dan minuman berikut karena dapat meningkatkan risiko migrain seperti minum kopi berlebihan, anggur merah, keju tua, cokelat, buah sitrus, ragi, putih telur, ikan salmon, es teh, aspartam hingga pemanis buatan lainnya.


Baca juga: Kenali Diet untuk Mengurangi Migrain, Konsumsi Ikan dan Kacang-kacangan

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."