Gaya Hidup Ramah Lingkungan ala Artika Sari Devi, Dimulai dari Rumah Sendiri

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Ecka Pramita

google-image
Artika Sari Devi/Foto: Instagram/Artika Sari Devi

Artika Sari Devi/Foto: Instagram/Artika Sari Devi

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Sampah plastik masih menjadi salah satu permasalahan lingkungan di Indonesia hingga saat ini. Berdasarkan data The World Bank 2021, Indonesia menghasilkan sekitar 7,8 juta ton sampah plastik setiap tahun. Sebanyak 4,9 juta ton sampah plastik tidak dikelola dengan tepat, misalnya tidak dikumpulkan, dibuang di tempat pembuangan terbuka, atau bocor dari tempat pembuangan sampah yang tidak dikelola dengan baik.

Pemerintah Indonesia setiap tahunnya melakukan berbagai upaya guna menurunkan jumlah sampah plastik, salah satunya dengan menerapkan kebijakan pelarangan kantong plastik sekali pakai di pasar tradisional, supermarket modern, dan minimarket, sejak Juli 2020.

Seorang pemerhati lingkungan sekaligus Artika Sari Devi berbagi cerita dalam menerapkan gaya hidup yang lebih ramah lingkungan. Menurut istri Baim ini, gaya hidup ramah lingkungan perlu diterapkan sedini mungkin dan dapat kita lakukan dengan mengajak orang-orang dari lingkungan terdekat seperti keluarga untuk melakukan kebiasaan-kebiasaan baik yang dapat diterapkan di rumah.

"Seperti misalnya menerapkan sistem 3R (reduce, reuse, recycle), menggunakan produk-produk yang ramah lingkungan, pemilahan sampah, menghemat air, mengurangi penggunaan plastik sekali pakai, hingga mencoba membuat pupuk kompos bersama anak-anak,” ungkap Artika dalam konferensi virtual peluncuraran produk Ajinomoto Kemasan Kertas, pada Jumat, 22 April 2022.

Ilustrasi Selamatkan Dunia dari Sampah Plastik. shutterstock.com

Artika juga membeberkan cara mengajarkan anak memilah sampah yang benar. Ibu dua anak ini merasa orang tua harus sadar dengan perubahan iklim, seperti kenaikan suhu bumi. Menurutnya, hal ini berkaitan dengan sampah yang menjadi pencemaran lingkungan.

"Sekarang anak-anak lagi giat-giat memilah sampah seperti mama papanya. Sebenarnya dimulai dari obrolan dengan anak-anak dan suami. Mulai dari saya tergerak dari krisis iklim, kok makin hari panas dan ini berhubungan dengan sampah," tambah Putri Indonesia 2005 ini.

Lalu, Artika juga mengatakan jika lapizan ozon makin menipis dan ini berdampak buruk bagi kesehatan. Ia memiliki ketakutan akan laut yang dipenuhi dengan banyaknya sampah. "Sampah sisa makanan rumah, restoran dan kantor. Kalau banyak yang membuang akan kena metanol dan lapisan ozon jadi menipis. Makanya sekarang panas kerasa banget gitu," imbunnya.

Oleh sebab itu, sejak dini, Artika selalu mengajarkan anaknya untuk lebih peduli terhadap lingkungan dan sampah. Ia meminta sang buah hati untuk mengurangi sampah sekali pakai.

"Makanya anak-anak harus mencontoh dari orang tua. Aksinya yang kecil-kecil dulu yang bisa dilakukan apa, akhirnya bareng-bareng dengan saya. Pertama mengurangi sampah sekali pakai, jika sudah dibawa sendiri dan terus dilakukan ini berdampak banyak sekali," ucapnya.

Sementara itu, Kepala Subdirektorat Tata Laksana Produsen, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Ujang Solihin Sidik menegaskan, “Persoalan sampah plastik memang menjadi tantangan yang semakin kompleks dihadapi Indonesia. Pemerintah senantiasa melakukan berbagai macam upaya melalui kebijakan dan regulasi yang dibuat dalam rangka mendorong praktik pengurangan sampah plastik melalui implementasi pengelolaan sampah terpadu dari hulu sampai hilir dengan pendekatan full life cycle dari plastik.

Pemerintah pun gencar mengajak para pelaku usaha untuk bertanggung
jawab melakukan pengurangan sampah produk, kemasan produk, wadah atau kontainer sejak proses disain, produksi, distribusi, ritel, konsumsi, dan pasca konsumsi dengan tetap menangani limbah proses produksi yang dihasilkan dengan baik.”

Dalam kesempatan yang sama PT Ajinomoto Indonesia terus berinovasi sekaligus berkomitmen mendukung pemerintah untuk mengurangi penggunaan plastik, salah satunya dengan meluncurkan produk yang menggunakan kemasan kertas
(paper packaging).

“Ini adalah bentuk upaya kami dalam mewujudkan tanggung jawab dan komitmen perusahaan dalam melestarikan lingkungan di Indonesia dengan tetap berpegang teguh pada Ajinomoto Shared Value (ASV) sebagai dasar perusahaan dalam berkontribusi terhadap kelestarian lingkungan. Kami juga senantiasa berusaha untuk selalu mematuhi peraturan pemerintah terkait pengelolaan sampah plastik dan dampak lingkungan lainnya demi melestarikan Indonesia hijau,” jelas Rina Sukaesih, Corporate Planning Director PT Ajinomoto Indonesia.

Baca:  Anak Alami Disleksia, Intip Cerita Artika Sari Devi Ajak Zoey Belajar

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."