Sering Migrain? Coba Hindari atau Batasi Makanan Berikut

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Ilustrasi migrain. Shutterstock

Ilustrasi migrain. Shutterstock

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta -  Migrain adalah jenis sakit kepala yang terasa berdenyut, dan biasanya terjadi pada satu sisi kepala saja. Migrain termasuk penyakit saraf yang dapat memicu gejala seperti, mual, muntah, serta sensitif terhadap cahaya atau suara.  

Banyak hal yang dapat memicu serangan migrain, dari faktor hormon, emosional, fisik, lingkungan, hingga makanan. Faktor makanan menjadi salah satu pemicu migrain terbesar, di mana pasien migrain biasanya akan mengalami serangan jika mereka melewatkan makan, menunda atau tidak teratur, atau mengalami dehidrasi.

Ada makanan tertentu yang dapat menyebabkan migrain, jadi penting untuk memahami makanan tersebut untuk menghindari peningkatan migrain.

Karena pemicu migrain pada tiap orang berbeda-beda, NHS menyarakan untuk membuat buku harian sakit kepala sebagai cara terbaik untuk mengidentifikasi apa yang menyebabkan migrain untuk Anda.  

Andrea Burton, Penasihat Teknis di Bio-Kult mengatakan, sejauh menyangkut makanan, minuman dan bahan-bahan, tidak ada salahnya untuk mencoba mencari tahu apakah satu atau lebih makanan mungkin memicu sakit kepala Anda. 

“Hilangkan satu item pada satu waktu selama berminggu-minggu atau berbulan-bulan dan catat informasi ini dalam buku harian sakit kepala Anda,” kata Andrea.  

Dalam buku harian sakit kepala Anda, lacak juga faktor-faktor lain yang terjadi dalam waktu 24 jam setelah migrain. Misalnya, apakah Anda makan tepat waktu? Apakah Anda melewatkan jam makan? Ada persitiwa yang membuat Anda stres? Atau apakah Anda sedang dalam siklus menstruasi? Dengan semua informasi ini , Anda dapat mulai memilah dan menemukan sendiri faktor-faktor yang memicu migrain Anda.   

Lantas, makanan apa yang memicu migrain?  Dikutip dari Express, Rabu, 15 September 2021, sekitar 20 persen sakit kepala dianggap karena kepekaan terhadap makanan, dengan pemicu makanan yang paling sering dilaporkan sebagai berikut

1. Cokelat

2. Keju (blue cheese, brie, cheddar, stilton Inggris, feta, gorgonzola, mozzarella, muenster, parmesan, swiss)

3. Kopi atau minuman berkafein lainnya

4. Buah sitrus

5. Daging olahan yang mengandung sulfit dan/atau nitrat seperti bakon, sosis, salami, dan ham

6. Kacang-kacangan seperti almond dan polong serta selai kacang

7. Bumbu penyedap seperti monosodium glutamat (MSG) dan aspartam (pemanis buatan) 

8. Makanan berlemak atau asin

9. Minuman beralkohol (biasanya anggur merah dan bir)

Migrain dikaitkan dengan peradangan, maka dari itu sangat dianjurkan untuk mengikuti diet anti-inflamasi (seperti diet rendah GL), yaitu konsumsi asam lemak omega-3 yang tinggi dari ikan berminyak, antioksidan dari buah dan sayuran berwarna dan rempah-rempah seperti kunyit dan jahe.  

“Penting juga bagi Anda untuk mengurangi lebih banyak makanan pro-inflamasi, seperti makanan olahan dan tinggi gula, minyak sayur dan bunga matahari dan biji-bijian berbasis sereal dalam jumlah berlebihan,” kata Andrea.  

Penelitian juga menunjukkan bahwa vitamin B dapat memiliki efek terapeutik pada pasien migrain, jadi pertimbangkan untuk memasukkan telur, asparagus, semua sayuran hijau, wortel, ubi jalar, dan lentil dalam makanan Anda.

Selain itu, minum air yang cukup membantu mencegah Anda mengalami sakit kepala. Andrea menyarankan untuk setidaknya minum dua liter air sehari. Hindari kopi, teh dan alkohol yang bertindak sebagai diuretik saat migrain melanda.

Baca juga: 4 Olahraga Ini Bantu Redakan Gejala Migrain, Ada Yoga dan Pilates

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."