Rumus Meisya Siregar Agar Bambang Tertarik Mendengar Dongeng, Timing Nomor Satu

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Meisya Siregar bersama anak bungsunya, Muhammad Bambang Arr Reybach. Foto: Instagram/@meisya_siregar

Meisya Siregar bersama anak bungsunya, Muhammad Bambang Arr Reybach. Foto: Instagram/@meisya_siregar

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Presenter Meisya Siregar mengaku tak selalu mulus saat mendongeng untuk Muhammad Bambang Arr Reybach, anak ketiganya yang bakal berusia lima tahun pada 25 November 2021 mendatang. Meski sudah berpengalaman mendongeng untuk dua anak sebelumnya, ia menemui tantangan baru saat mendongen untuk si bungsu Bambang.

"Karena tantangannya banyak sekali walaupun aku udah punya pengalaman tiga buah hati. Setiap buah hati atau anak-anak itu punya karakter beda. Jadi, kita harus tahu dulu timing yang tepat ketika mendongeng itu seperti apa," ucapnya dalam konferensi pers virtual Nestle Dancow Nutritods "Dongeng Aku dan Kau: Indonesia Mendongeng 2021" pada Kamis, 2 September 2021.

Tantangan yang dihadapinya antara lain Bambang tidak mau duduk dengan tenang mendengar dongeng karena lapar atau mengantuk hingga lebih fokus dengan aktivitas lain. Dari tantangan tersebut, Meisya belajar pemilihan waktu atau timing yang tepat menjadi kunci agar Bambang tertarik mendengar dongengnya.

"Timing yang tepat itu nomor satu. Kapan buah hati kita siap menerima dongeng dari kita," kata istri Bebi Romeo ini.

Menurut Meisya, waktu terbaik mendongeng untuk Bambang adalah menjelang tidur. Pertimbangannya Bambang paling fokus mendengar dongeng di waktu tersebut. Posisi favoritnya dalam pelukan Meisya. "Itu jadi pengantar tidurnya," imbuhnya.

Meisya Siregar dalam konferensi pers virtual Nestle Dancow Nutritods "Dongeng Aku dan Kau: Indonesia Mendongeng 2021" pada Kamis, 2 September 2021. Foto: tangkapan layar YouTube Dancow ID

Seiring berjalannya waktu, Meisya memerhatikan ekspresi dan intonasi seperti apa yang disukai Bambang saat ia mendengar. Ia berupaya terus meningkatkan kemampuannya mendongeng karena bermanfaat untuk tumbuh kembang Bambang sekaligus meningkatkan ikatan orang tua dan anak.

Kini, lanjut Meisya, mendongeng salah satu kegiatan favorit Bambang. Meisya melihat di momen itu, Bambang merespons dan bersemangat mengasah imajinasinya saat menawarkan tokoh atau jalan cerita baru dalam dongeng yang didengarnya. Selain itu, Meisya menyebut Bambang kritis karena kerap mempertanyakan alasan jalan cerita dan tokoh di dalam dongeng..

"Jadi suka ngarang, misalnya, bun kok burungnya gak ini aja sih, trus kok dia gak mau itu aja sih. Jadi, dia justru punya imajinasi yang sangat liar," kata perempuan 42 tahun ini.

Menurut Meisya, Bambang suka mendengar cerita seputar hewan, terutama kucing. Saat mendongeng, Meisya lebih memilih posisi Bambang sejajar dengan dirinya, bukan berhadapan. Alasannya agar Bambang sama-sama melihat gambar yang ada di buku.

konferensi pers virtual Nestle Dancow Nutritods "Dongeng Aku dan Kau: Indonesia Mendongeng 2021" pada Kamis, 2 September 2021. Foto: tangkapan layar YouTube Dancow ID

"Bambang kan blum bisa baca. Dia tahu huruf-huruf, tapi blum bisa baca. Jadi, andalannya bener-bener gambar. Dia ngeliat gambar lalu berimajinasi dan ilustrasinya melalui voice over aku. Voice over itulah yang memegang peranan penting harus berintonasi karena ada beberapa dialog yang berbeda-beda," Meisya merinci.

Naik turun intonasi suara yang tepat, menurut Meisya, membuat Bambang mudah mencerna dongeng yang didengarnya. "Intonasinya bener-bener seekspresif mungkin," tukasnya. 

Selain itu, ia kerap menambahkan bahasa percakapan sehari-harinya dengan Bambang saat mendongeng. Itu salah satu cara membuat dongeng semakin familiar dalam keseharian anak-anak. Tak lupa, saat bercerita, Meisya Siregar selalu menatap mata anaknya.

Baca juga: Anak Suka Manjat, Meisya Siregar: Apa Ini Karena Shio Monyet?

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."