Sosok Inspiratif Zarifa Ghafari, Wali Kota Perempuan Pertama di Afghanistan

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Ecka Pramita

google-image
Sosok Zarifa Ghafari tengah menjadi sorotan di tengah konflik antara Afganistan dengan Taliban. Ia menjadi perbincangan publik lantaran kepasrahannya menanti kematiannya di tangan pemberontak Taliban. eca.state.gov

Sosok Zarifa Ghafari tengah menjadi sorotan di tengah konflik antara Afganistan dengan Taliban. Ia menjadi perbincangan publik lantaran kepasrahannya menanti kematiannya di tangan pemberontak Taliban. eca.state.gov

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta -  Sosok Wali Kota perempuan pertama Afghanistan, Zarifa Ghafari yang bertugas di Kota Maidan Shar, Maidan Wardak ini menuai sorotan di tengah konflik Taliban dan Afghanistan. Ia menjadi perbincangan publik lantaran enggan meninggalkan kota tersebut dan kepasrahannya dalam menghadapi kelompok Taliban.

“Saya duduk di sini menunggu mereka datang. Tidak ada yang membantu saya atau keluarga saya. Saya hanya duduk bersama mereka dan suami saya. Dan mereka akan datang untuk orang-orang seperti saya dan membunuh saya,” kata Zarifa Ghafari, dikutip dari shethepeople.tv.

Zarifa Ghafari merupakan anak seorang Jenderal Afghanistan, Abdul Wasi Ghafari. Ia lahir pada 1992 di kota Paktia. Zafira merupakan anak tertua dari delapan bersaudara. Sejak kecil ia bertanggung jawab sejak dini, mengambil air, berbelanja, dan merawat saudara-saudaranya. Taliban berkuasa ketika dia berusia empat tahun.

Zafira pernah bersekolah di Halima Khazan Highschool, Gardez, Provinsi Paktia (2007-2009) dan kemudian ke Universitas Punjab, Delhi, India, di mana ia dianugerahi gelar BA dan MA Ekonomi (2009-2015).

Perempuan 29 tahun ini, sebelum menjabat sebagai wali kota, pernah berprofesi sebagai wirausaha dan memiliki sebuah stasiun radio populer yang ditujukan untuk wanita di Wardak, Afghanistan. Ia memenangkan pemilihan walikota pada 2018. Sosoknya disorot lantaran menjadi perempuan pertama dan termuda dalam sejarah yang memenangkan pemilihan wali kota di Afghanistan.

Berdasarkan laman afghan-bios, saat pertama kali menjabat sebagai wali kota ia sempat mendapatkan intervensi dari tokoh berpengaruh Afghanistan. Namun, ia tetap diangkat sebagai Wali Kota Maidan Shahr berdasarkan keputusan presiden dan pengangkatannya dikonfirmasi oleh pemerintah provinsi sesuai keputusan.

Dalam mengamban tugas sebagai wali kota, Zarifa Ghafari sadar bahwa ia menjadi garda terdepan dalam membela hak-hak perempuan Afganistan. Dalam akun twitter-nya ia pernah menuliskan, "Tugas saya adalah membuat orang percaya pada hak-hak perempuan dan kekuatan perempuan," katanya

Zarifa Ghafari pernah terpilih sebagai International Woman of Courage oleh Menteri Luar Negeri AS pada 2020. Lebih lanjut, BBC memasukkan Ghafari sebagai salah satu dari 100 Inspiring Influential Women dari seluruh dunia pada 2019.

Melansir laman She The People, Sabtu 21 Agustus 2021 berikut yang perlu Anda ketahui tentang sosok pemimpin muda Zarifa Ghafari:

1. Zarifa Ghafari menjadi wali kota pertama di Afghanistan pada 2018. Dia menjabat di provinsi Wardak dan diberi tanggung jawab menjaga kesejahteraan tentara dan warga sipil yang terluka selama serangan teror di Kabul.

2. Zarifa Ghafari terpilih sebagai perempuan yang penuh Keberanian di tingkat Internasional oleh Menteri Luar Negeri AS pada tahun 2020.

3. Setelah menduduki kantornya, dia lolos dari beberapa upaya pembunuhan terhadapnya. Ketika ayahnya dibunuh, dia mengatakan bahwa Taliban tidak ingin dia menjadi wali kota dan itulah sebabnya mereka membunuh ayahnya.

4. BBC memasukkan Zarifa Ghafari sebagai salah satu dari 100 Inspiring Influential Women dari seluruh dunia pada tahun 2019.

5.  Zarifa Ghafari lulus dari Universitas Punjab di Chandigarh, India.

Baca: Dukungan untuk Perempuan Afghanistan, Angelina Jolie: Saya Tidak Akan Berpaling

GERIN RIO PRANATA 

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."