Anak Suka Tantrum Menjelang Tidur? Coba 5 Tips Berikut Ini

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Ecka Pramita

google-image
Ilustrasi anak tantrum/sedih. Shutterstock.com

Ilustrasi anak tantrum/sedih. Shutterstock.com

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Bagi sejumlah orang tua, menidurkan anak adalah satu tantangan tersendiri karena tidak jarang dibarengi dengan tantrum anak. Ketika diajak untuk beristirahat tidur kadang anak mulai merengek, berteriak bahkan mengamuk.

Meskipun si kecil memang membutuhkan waktu untuk istirahat setelah seharian penuh beraktivitas, tetapi penolakan dan ketidaksiapan anak untuk berhenti beraktivitas dan beristirahat justru membuat mereka memasuki tantrum yang otomatis membuat pekerjaan orangtua menjadi bertambah.

Berikut beberapa tips dan trik yang dilansir dari Times of India, Jumat, 6 Agustus 2021 yang sekiranya dapat membantu para orang tua untuk menidurkan si kecil pada waktunya.

1. Terapkan rutinitas

Cobalah membiasakan si kecil dengan pola rutinitas karena hal ini dapat membuat segalanya jauh lebih mudah daripada yang Anda pikirkan. Kegiatan yang sudah menjadi rutinitas akan membuat si kecil dapat merencanakan apa saja yang harus mereka ikuti dan memberi mereka kebebasan untuk melakukan sesuatu sendiri karena mereka sadar akan langkah-langkah yang harus mereka ambil.

Rutinitas secara tidak langsung juga akan meningkatkan kontinuitas tidur dan mengurangi masalah saat waktu tidur si kecil.

2. Beri pilihan

Cobalah untuk membuat si kecil merasa bahwa mereka dapat mengendalikan situasi. Caranya adalah dengan memberi mereka pilihan yang dapat Anda terima.

Anda dapat memberi mereka pilihan tentang buku mana yang ingin mereka baca, mainan apa yang ingin dimainkan sebelum tidur atau jika mereka ingin pergi menyikat gigi terlebih dahulu kemudian membaca buku atau membaca buku terlebih dahulu lalu menyikat gigi.

3. Mengenalkan aromaterapi

Tidak ada salahnya untuk Anda mencoba mengenalkan si kecil dengan aroma wewangian yang biasanya identik untuk memberi rasa tenang pada orang dewasa.

Berinteraksi dengan indra penciuman mereka bisa menjadi hal baik untuk pertumbuhan dan perkembangan si kecil secara keseluruhan, apalagi karena dapat membantu menenangkan pikiran mereka selama rutinitas waktu tidur mereka.

Memperkenalkan aroma yang menenangkan seperti lavender dan chamomile dapat membantu mereka rileks saat akan tidur. Tidak harus dengan minyak esensial atau parfum, Anda dapat memperkenalkannya dalam bentuk lilin, diffuser bahkan sabun mandi si kecil.

4. Putar musik yang menenangkan

Memutar musik yang menenangkan dapat menenangkan saraf dan perlahan-lahan dapat membuat si kecil mengantuk.

Alunan musik yang tenang secara perlahan-lahan dapat membantu menenangkan si kecil melalui indra pendengaran mereka. Anda bisa mencoba membacakan dongeng sebelum tidur dengan alunan musik yang tenang. Kegiatan ini dapat terus dilakukan sampai si kecil melewati usia balita bahkan lebih besar daripada itu.

Para peneliti telah menyimpulkan bahwa alunan musik yang tenang yang diperdengarkan sesaat sebelum tidur, dapat meningkatkan kualitas tidur. Dan jika si kecil dapat tidur dengan pulas, tentunya itu akan mempermudah Anda untuk mengerjakan kegiatan lain sebelum tidur atau sekedar menikmati "me time".

5. Hindari layar gawai dan televisi

Menghindari "screen time" sebelum tidur adalah hal yang sangat penting untuk dilakukan jika Anda ingin si kecil dapat tidur nyenyak. Screen time atau Waktu layar dapat merangsang pikiran si kecil dan membuatnya lebih aktif dari yang Anda inginkan.

Cahaya dari gawai atau televisi dapat mengurangi kantuk dan menekan melatonin. Oleh sebab itu waktu layar sebelum tidur dapat mempengaruhi kualitas dan kuantitas tidur mereka.

Maka lebih baik hindari ponsel, laptop, dan televisi setidaknya satu jam sebelum waktu menidurkan si kecil.

Baca: Psikolog Bagi Cara Atasi Anak Tantrum saat Alami Alergi

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."