Dokter Tak Rekomendasikan Ivermectin bagi Ibu Hamil yang Positif Covid-19

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Ivermectin. Kredit: Brazilian Report

Ivermectin. Kredit: Brazilian Report

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Menurut Badan Pengendalian Obat dan Makanan (BPOM), manfaat ivermectin untuk pengobatan pasien Covid-19 masih perlu dibuktikan melalui uji klinis. Oleh karena itu, BPOM belum menyetujui penggunaan ivermectin untuk pengobatan Covid-19

Meski begitu, BPOM juga menyatakan bahwa penggunaan ivermectin untuk pencegahan dan pengobatan Covid-19 harus atas persetujuan dan di bawah pengawasan dokter.

"Jika masyarakat memperoleh obat ini bukan atas petunjuk dokter diimbau untuk berkonsultasi terlebih dahulu kepada dokter sebelum menggunakannya," demikian imbauan BPOM dalam siaran informasi di laman resminya yang dikutip pada Rabu, 23 Juni 2021.

Khusus ibu hamil yang terinfeksi Covid-19, dokter tak merekomendasikan untuk mengonsumsi ivermectin. Sebab memiliki efek samping cukup kuat dan berisiko tinggi pada janin di dalam kandungan ibu. 

“Namanya obat cacing, tidak direkomendasikan lah ya. Baik untuk anak kecil maupun ibu hamil, itu terus terang memang belum direkomendasikan yang namanya Ivermectin ini,” kata dokter Ari Kusuma Januarto yang menjabat sebagai Ketua Umum Perhimpunan Obstertri Ginekolog Indonesia (POGI) dalam jumpa pers virtual, Jumat, 2 Juli 2021.

Di samping itu, di Indonesia penggunaan ivermectin untuk pengobatan Covid-19 masih dalam tahapan uji klinis. Belum ada data yang pasti menunjukkan obat-obatan itu aman dan efektif untuk melawan virus SARS-CoV-2.

Sekjen POGI dokter Budi Wiweko juga tidak merekomendasikan ivermectin karena saat ini pembuktian efektivitas obat cacing itu masih berupa konklusif. Selain itu, pemberian dosis tinggi masih belum diketahui efek samping lainnya, khususnya pada saat obat itu dimasukkan ke dalam tubuh.

“Kalau di luar tubuh memang terlihat efektif ya, tapi ketika masuk di dalam tubuh atau invivo itu yang ditakutkan adalah pemberian dosisnya, ya. Dosis terapinya itu apakah memberikan efek samping yang cukup tinggi,” kata dokter Budi Wiweko.

Ia mengungkapkan memang secara penelitian di luar tubuh atau invitro ditemukan hasil bahwa ivermectin berhasil menghambat replikasi virus SARS-CoV-2 dengan tingkat keberhasilan 98 persen. Namun untuk penggunaan langsung di dalam tubuh, efektivitas penggunaan Ivermectin untuk pengobatan Covid-19 masih dalam tahap penelitian.

Masyarakat sebaiknya tidak sembarangan membeli ivermectin dan menggunakannya tanpa resep dokter karena obat tersebut membutuhkan dosis yang tepat dari tenaga medis.

Di Indonesia ada delapan rumah sakit yang terlibat dalam proses uji klinis ivermectin untuk pengobatan Covid-19. Sementara sebagian besar menunjukkan hasil yang baik dan merekomendasikan pengobatan dengan obat asal Amerika tersebut. Namun, sebagian kecil ada juga yang tidak merekomendasikan.

“Jadi masih berupa konklusi, lebih baik kita tunggu hasilnya. Mudah-mudahan dalam waktu 2-3 bulan hasil percobaan klinisnya sudah bisa keluar,” kata dokter Budi.

BPOM juga telah mengimbau agar masyarakat tidak membeli secara sembarang obat ivermectin, khususnya di platform online. Dan, sekali lagi, penggunaannya atas seizin dokter.

Baca juga: Susi Pudjiastuti Cerita Soal 8 Karyawannya yang Konsumsi Ivermectin

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."