Kata Psikolog Soal Iming-iming Hadiah agar Anak Mau Puasa Ramadan

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Ilustrasi anak mendapat hadiah setelah berpuasa. shutterstock.com

Ilustrasi anak mendapat hadiah setelah berpuasa. shutterstock.com

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Beberapa orang tua iming-imingi hadiah agar anak mau menjalani puasa Ramadan. Bolehkah itu? Menurut psikolog klinis anak dan remaja dari Klinik Terpadu Universitas Indonesia, Andini Sugeng, boleh saja. Sebab pemberian hadiah merupakan sebuah penyemangat bagi anak untuk menjalankan puasa.

Meski diperbolehkan, ia mengingatkan jangan sampai hadiah itu mengalahkan tujuan utama dari berpuasa yakni beribadah.

"Boleh enggak apa-apa karena anak-anak ini kan masih di fase konkrit ya, iming-iming ini kan tujuannya untuk semangat tapi harus hati-hati ketika iming-iming ini menjadi tidak sesuai dengan yang dilakukan oleh si anak," ujar Andini kepada ANTARA pada Rabu, 14 April 2021. 

"Misalnya dari usahanya, iming-imingnya terlalu besar dan nanti malah jadi enggak berharga dan enggak berkesan," lanjut Andini.

Pemberian hadiah karena berhasil melewati masa 30 hari penuh saat Ramadan adalah hal yang wajar, bahkan kebiasaan ini sudah dilakukan sejak puluhan tahun lalu.

Akan tetapi, hadiah ini baiknya disesuaikan dengan kebutuhan sang anak, seperti untuk perlengkapan Lebaran atau persiapan menjelang tahun ajaran baru sekolah.

"Kecil kan kita suka dikasih iming-iming, enggak apa-apa tapi pakai syarat. Misalnya gini, hadiahnya pas Lebaran ya karena dibutuhkan anak itu, entah baju tapi bukan berarti Lebaran harus baju baru," ungkap Andini.

Yang terpenting, menurut Andini, pemilihan hadiah itu disesuaikan dengan kebutuhan anak dan tak membuat anak beranggapan puasa Ramadan demi hadiah.

Baca juga: Tips Memilih Makanan Sehat dan Bergizi Selama Puasa Ramadan

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."