Tips Memilih Alat Ukur Tekanan Darah untuk di Rumah Menurut Dokter

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Ilustrasi hipertensi (Pixabay.com)

Ilustrasi hipertensi (Pixabay.com)

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Rutin mengecek tekanan darah di rumah merupakan cara yang tepat memantau kondisi kesehatan sekaligus menghindari risiko stroke serta jantung. Untuk hasil yang akurat, penting memilih alat ukur tekanan darah atau tensimeter yang tepat.

Sekretaris Jendral Indonesian Society of Hypertension (InaSH), dr. Eka Harmeiwaty yang juga spesialis syaraf RS Pusat Jantung Nasional Harapan Kita, menganjurkan masyarakat untuk memilih alat ukur tekanan darah yang dipakai di bagian lengan, bukan jari atau pergelangan tangan.

"Carilah alat yang mudah dioperasikan, yakni digital," kata dokter Eka dalam webinar, dikutip dari Antara, Jumat, 26 Februari 2021.

Pilihlah produk dari jenama yang sudah mendapatkan validasi internasional, di mana sudah banyak merek seperti itu yang hadir di Indonesia, jelasnya. Masyarakat idealnya memilih alat yang dijual agen resmi di Indonesia.

"Idealnya bisa dikalibrasi, cari yang agennya di Indonesia agar bisa dikalibrasi," ucapnya

Kalibrasi diperlukan untuk memastikan bahwa hasil pengukuran yang dilakukan sudah akurat. Caranya membandingkan keakuratan dari alat ukur dengan standar Nasional maupun Internasional dan bahan-bahan acuan yang tersertifikasi.

Di lapangan kadang kala terdapat kendala dalam menegakkan diagnosis pasti hipertensi atau tekanan darah tinggi karena dari dari hasil pengukuran ada kategori lain yaitu white coat hypertension (hipertensi jas putih) dan masked hypertension (hipertensi terselubung).

Hipertensi jas putih sering ditemukan pada pasien hipertensi derajat 1 (tekanan darah siatolik 140-159 dan atau tekanan sistolik 90-99 mmHg) pada pemeriksaan di klinik namun pada pengukuran di rumah tekanan darah normal.

"Pada individu ini tidak perlu diberikan pengobatan namun perlu pemantauan jangka panjang karena berisiko terjadi hipertensi di kemudian hari. Prevalensi diperkirakan 2,2 – 50 persen dan sangat di pengaruhi oleh cara pengukuran di klinik,” lanjutnya.

Ia menambahkan, sebaliknya hipertensi terselubung menunjukkan tekanan darah normal saat diperiksa di klinik, namun pengukuran di luar klinik hasilnya menunjukkan tekanan darah yang meningkat. Dari berbagai studi prevalensi adalah 9-48 persen. Hipertensi terselubung ini mempunyai risiko tinggi kerusakan organ.

"Untuk mengetahui hipertensi jas putih dan hipertensi terselubung dibutuhkan pemeriksaan tekanan darah di rumah atau PTDR," pungkasnya.

Jadi, pilihlah alat ukur tekanan darah yang tepat, teman Cantika.

Baca juga:

Tekanan Darah Anak Tinggi saat Diperiksa, Mungkin Ini Sebabnya

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."