Manfaat Makan Bareng Keluarga Menurut Studi, Bikin Anak Pede dan Cegah Depresi

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Ilustrasi makan bareng keluarga. Unsplash.com/Pablo Merchn Montes

Ilustrasi makan bareng keluarga. Unsplash.com/Pablo Merchn Montes

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Makan bareng keluarga tak sekadar berkumpul dan memperkuat ikatan, bermanfaat juga untuk kesehatan tubuh dan mental menurut sejumlah penelitian.

Mengutip laman Times of India, sebuah studi baru mengklaim bahwa makan di depan TV atau saat Anda stres mungkin tidak mentransfer nutrisi yang dibutuhkan ke tubuh Anda dibandingkan dengan makanan yang Anda makan bersama keluarga.

Menurut studi baru dari Universitas Illinois, Chicago, Amerika Serikat, manfaat makan bersama keluarga sebenarnya mudah diketahui, tetapi membuat orang menyadari bahwa itu bermanfaat adalah pekerjaan yang sangat sulit.

Sesuai penelitian, solusi seperti makan tepat waktu, menyiapkan makanan terlebih dahulu atau makan sehat saat dilakukan secara terpisah kurang efektif untuk kesehatan secara keseluruhan. Menurut para ahli, waktu makan keluarga harus menjadi salah satu tugas paling mendasar dan sering.

Para ilmuwan mengevaluasi lebih dari 500 keluarga dengan anak usia sekolah dasar di seluruh negara bagian Illinois, Amerika Serikat. Keluarga-keluarga ini diminta untuk menjawab pertanyaan tentang keamanan pangan, perencanaan makanan, persiapan dan pengaturan waktu makan. Para peneliti kemudian menganalisis data untuk pola dan mengidentifikasi tiga kelompok atau profil keluarga yang berbeda.

Profil pertama memiliki 55 persen dari total peserta. Keluarga dalam kelompok ini melaporkan tingkat kerawanan pangan dan kekacauan rumah tangga yang paling rendah di antara ketiga profil tersebut. Mereka juga memiliki tingkat kemanjuran tertinggi dalam menyiapkan makanan, kata para peneliti.

Profil kedua adalah kebalikan dari yang pertama, yang mencakup 27 persen dari total peserta. Orang-orang ini dilaporkan mengalami kerawanan pangan dan juga memiliki tingkat kepercayaan diri yang rendah dalam menyiapkan dan merencanakan makanan.

Kelompok profil ketiga terdiri dari 18 persen sampel. Orang-orang ini memiliki tingkat ketahanan pangan yang berada di antara dua kelompok lainnya. Tetapi orang-orang ini melaporkan tingkat kemanjuran perencanaan makan dan kekacauan rumah tangga yang serupa dengan keluarga dalam kelompok ketahanan pangan.

Jadi, tidak hanya akses ke makanan sehat, tetapi juga penting bahwa individu dalam keluarga merasa kompeten untuk menyiapkan dan merencanakan makanan serta memiliki rutinitas.

Dalam studi terbaru yang diterbitkan di JAMA Network Open, makan bersama keluarga dikaitkan dengan pola makan yang lebih baik secara keseluruhan, terutama di kalangan remaja. Remaja yang makan bersama keluarga lebih cenderung mengonsumsi lebih banyak sayuran dan buah-buahan serta lebih sedikit mengonsumsi makanan cepat saji dan minuman manis.

Menurut ulasan lain yang dilakukan oleh sekelompok peneliti Kanada, rutin makan malam bersama keluarga bisa mencegah masalah dengan gangguan makan, alkohol, penggunaan narkoba, perilaku kekerasan, depresi, dan pikiran untuk bunuh diri pada remaja.

Tak hanya itu, sebuah studi yang diterbitkan dalam Journal of Pediatrics menemukan korelasi langsung antara frekuensi makan bersama keluarga di masa remaja dan penurunan kemungkinan masalah berat badan 10 tahun ke depan. Ini merekomendasikan bahwa keluarga harus berkumpul setidaknya sekali atau dua kali seminggu untuk melindungi anak-anak mereka dari perjuangan berat badan di kemudian hari.

Sementara itu, divisi kesehatan anak Stanford mengungkapkan ketika keluarga makan bersama setiap hari, itu dapat membantu anak-anak merasa lebih nyaman dengan diri mereka sendiri dan meningkatkan percaya diri atau pede.

Anda dapat mendorong anak Anda untuk berbicara tentang hari mereka. Anak-anak harus diizinkan untuk memilih tempat duduk mereka dan harus terlibat dalam tugas-tugas yang berkaitan dengan makan bareng keluarga, seperti menyajikan makanan atau membersihkan.

Baca juga:

8 Makanan dan Minuman Ini Bisa Memicu Stres

TIMES OF INDIA

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."