Tips Ibu Menyusui, Begini Cara Mencegah Produksi ASI Berlebihan Menurut Dokter

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Ilustrasi menyusui. MomJunction

Ilustrasi menyusui. MomJunction

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Sejumlah ibu menyusui mengalami produksi Air Susu Ibu atau ASI yang berlebihan. Menurut Dokter spesialis anak, Melanie Yudiana Iskandar, produksi ASI berlebih bisa berdampak buruk bagi kesehatan. Ketika produksi susu berlebihan dan tidak keluar, payudara berpotensi mengalami pembengkakan, bahkan mastitis atau peradangan pada jaringan payudara. 

Untuk mencegah hal itu terjadi, ibu harus bisa mengatur urutan payudara ketika menyusui agar produksi ASI tidak berlebih.

“Habiskan (susui) dulu satu payudara, kurang lebih selama 20 sampai 30 menit, kalau bayinya masih mau, pindahkan ke sebelahnya. Biasanya di payudara kedua tidak lama, sekitar lima sampai sepuluh menit. Ketika menyusui lagi, dimulai dari payudara terakhir tadi,” kata Melanie dalam Live Instagram “Menyusui di Era Pandemi” dia akun @rsiabundajakarta pada Jumat 7 Agustus 2020.

Kalau bayi sudah puas dengan satu payudara saja, Melanie menganjurkan untuk mengeluarkan ASI pada payudara yang tidak diminum bayi. Hal tersebut untuk menghindari produksi susu yang berlebihan.

Baca juga: Cegah Virus Corona, AIMI Bagikan Petunjuk Menyusui yang Aman

“Boleh dikeluarkan sampai senyamannya, kita tidak mau kekurangan produksi ASI tapi juga tidak boleh kelebihan produksi, tidak baik untuk kesehatan,” ujar Melanie.

Selain itu, Melanie juga mengimbau agar bayi tidak terlalu dini dikenalkan dengan dot. Pengenalan dot sebelum waktunya dapat membuat produksi ASI tidak keluar. Tak hanya itu, dot juga bisa membuat bayi bingung puting sehingga tidak mau lagi menyusu dengan ibunya.

“Bayi harus usaha ketika mau menyusu sama ibunya, sedangkan dot lebih mudah, bayi akan memilih cara mudah daripada cara yang susah,” tukas Melanie. Ia juga menambahkan, pengenalan dot pada bayi sebaiknya dilakukan ketika bayi menginjak usia enam sampai delapan minggu.

MUHAMMAD AMINULLAH

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."