Selusin Sebab ASI yang Keluar Hanya Sedikit

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Rini Kustiani

google-image
Ilustrasi menyusui. MomTricks

Ilustrasi menyusui. MomTricks

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Ibu yang beru melahirkan terkadang merasa was-was dengan produksi air susu ibu atau ASI. Para ibu baru khawatir ASI yang keluar tidak mencukupi untuk buah hati.

ASI merupakan asupan pertama bagi bayi. Hingga berusia 6 bulan, ASI menjadi satu-satunya sumber makanan dan minuman bagi bayi. Lantas bagaimana jika ASI yang keluar kurang lancar atau bahkan macet sama sekali.

Kondisi mungkin saja terjadi dan bisa dipicu oleh berbagai hal. Mengutip Sehatq, berikut 12 masalah yang memicu seretnya produksi ASI.

  1. Faktor emosional
    Cemas, stres, depresi dapat mengganggu let-down reflex, yaitu refleks yang membantu ASI keluar lebih lancar saat menyusui sehingga memenuhi kebutuhan bayi. Gangguan pada let-down reflex memicu sedikitnya produksi ASI.

  2. Posisi menyusu bayi kurang pas
    Posisi bayi saat menyusu menjadi salah satu kunci lancar tidaknya ASI yang keluar. Sebab itu, pastikan mulut bayi masuk sempurna ke puting susu ibu dan menghisap dengan baik. Kesalahan posisi menyusu ini bukan hanya berdampak pada jumlah ASI namun juga kondisi payudara ibu.

  3. Jarang menyusui
    Sebagian ibu mungkin jarang menyusui bayinya karena ingin beristirahat atau memiliki kegiatan lain. Perlu diketahui bahwa jarang menyusui bisa membuat produksi ASI berkurang karena payudara jarang mendapat stimulasi untuk menghasilkan ASI dalam jumlah yang memadai.

  4. Menyusui sebentar
    Jika ibu hanya sebentar menyusui bayi, maka bukan hanya membuat bayi tak mendapat hind milk (ASI berlemak) yang penuh gizi, namun juga membuat ASI di payudara tidak keluar sepenuhnya. Tanpa pengosongan ASI yang baik, maka payudara tak akan terangsang untuk menghasilkan lebih banyak ASI.

  5. Memberi bayi susu formula
    Memberikan susu formula kepada bayi dapat menyebabkan intensitas bayi menyusui langsung dari payudara menjadi lebih sedikit. Dengan begitu, payudara hanya menghasilkan sedikit ASI karena jarang terstimulasi.

  6. Memberi empeng kepada bayi
    Sebagian bayi yang banyak menghabiskan waktu untuk mengisap empeng dapat membuatnya lebih sedikit menyusu pada payudara ibu. Kurangnya intensitas menyusu akan berpengaruh pada produksi ASI sehingga menjadi lebih sedikit.

  7. Sakit saat menyusui
    Sebagian ibu mungkin merasa payudaranya sakit saat menyusui. Hal ini bisa membuatnya jarang atau bahkan enggan untuk menyusui sehingga pengosongan ASI pun tak berjalan dengan baik. Kondisi tersebut bisa memicu ASI yang dihasilkan sedikit.

  8. Jarang berinteraksi dengan bayi
    Jika ibu jarang berinteraksi dengan bayi atau berada terpisah dari buah hati, misalnya karena ibu atau bayi sakit, kondisi ini bisa membuat produksi ASI menjadi sedikit. Musababnya, bayi tidak dapat menstimulasi payudara ibu untuk memproduksi lebih banyak ASI.

  9. Kondisi medis tertentu
    Kondisi medis tertentu dapat mengganggu produksi ASI sehingga hanya menghasilkan sedikit ASI. Beberapa kondisi medis yang dimaksud antara lain hipertensi yang diinduksi kehamilan, diabetes, sindrom polikistik ovarium (PCOS), masalah tiroid, dan kista ovarium.

  10. Obat-obatan tertentu
    Obat-obatan yang mengandung pseudoefedrin, seperti obat sinus dan alergi, serta beberapa jenis kontrol kelahiran hormonal, bisa menurunkan produksi ASI. Sebab itu, berkonsultasi ke dokter sebelum mengkonsumsi obat selama masa menyusui.

  11. Merokok dan minum alkohol
    Kebiasaan merokok dan minum alkohol dalam jumlah sedang hingga banyak dapat membuat produksi ASI berkurang.

  12. Operasi payudara
    Payudara tidak memiliki jaringan kelenjar yang cukup karena usai operasi. Pengangkatan kista, mastektomi, sampai tindik puting dapat merusak saraf yang berkaitan dengan produksi ASI sehingga ASI menjadi sedikit.
Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."