Netizen Sambut Reisa Broto Asmoro di Tim Gugus Tugas Covid-19

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Rini Kustiani

google-image
Tim Komunikasi Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Reisa Broto Asmoro saat menyampaikan laporan penanganan Covid-19. Humas BNPB

Tim Komunikasi Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Reisa Broto Asmoro saat menyampaikan laporan penanganan Covid-19. Humas BNPB

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Kehadiran Reisa Broto Asmoro dalam tim komunikasi Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 menjadi penyegar di tengah wabah corona ini.

Analisis Drone Emprit yang memantau percakapan di media sosial menunjukkan dokter lulusan Universitas Pelita Harapan itu mendapat penerimaan positif yang sangat tinggi dari warganet. "Ada optimisme yang tumbuh di masyarakat ketika melihat Reisa menjadi salah satu juru bicara," kata pendiri Drone Emprit, Ismail Fahmi.

Dari 1.494 cuitan di Twitter tentang Reisa pada hari Senin dan Selasa kemarin, Fahmi menyebutkan, sebanyak 925 unggahan menunjukkan rasa percaya. Salah satunya ditunjukkan oleh salah seorang pengguna Twitter, Selviana. "Gue optimistis dengan dipilihnya dr. Reisa, masyarakat Indonesia bisa lebih teredukasi tentang pandemi. Soalnya, masih banyak yang masih enggak aware," kata Selviana lewan akun @selphiusagi.

Komentar senada juga dilontarkan oleh Zarry Hendrik. "Posisi Kak Dok bukan posisi yang mudah, tetapi aku percaya Kak Dok bisa mengkomunikasikan kebenaran dalam ketenangan," katanya lewat akun @zarryhendrik.

Dokter Reisa Broto Asmoro. Instagram/reisabrotoasmoro ; Youtube BNPB Indonesia

Lahir pada 28 Desember 1985 dengan nama Reisa Kartika Sari, perempuan asal Malang ini menyelesaikan pendidikan dokter di Universitas Pelita Harapan. Begitu lulus, ia bekerja sebagai tenaga medis forensik di Rumah Sakit Polri Raden Said Sukanto, Kramat Jati, Jakarta Timur. Reisa juga pernah menjadi anggota disaster victim identification atau DVI yang terlibat dalam proses investigasi korban jatuhnya pesawat Sukhoi Superjet 100 pada 2012 dan beberapa korban bom teroris di Jakarta.

Wajah Reisa familier karena pernah menjadi presenter untuk acara Dr Oz Indonesia di stasiun Trans TV pada 2014. Sebelum menjadi presenter di acara kesehatan itu, Reisa pernah mengikuti perhelatan kecantikan Puteri Indonesia pada 2010. Ia menjadi perwakilan Daerah Istimewa Yogyakarta dan berhasil meraih gelar Puteri Indonesia Lingkungan 2010. Dua tahun kemudian, ia menikah dengan kerabat Keraton Kasunanan Surakarta, Kanjeng Tedjodiningrat Broto Asmoro.

Masuknya Reisa Broto Asmoro dalam tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 diumumkan oleh juru bicara pemerintah, Achmad Yurianto. Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate mengatakan Reisa diminta ikut dalam tim karena jaringannya yang luas. "Harapannya, komunikasi publik pemerintah untuk penanganan Covid-19 bisa diperkuat," ucap dia.

Reisa Broto Asmoro. Instagram.com/@reisabrotoasmoro

Selain menyampaikan informasi perkembangan persebaran Covid-19, Reisa Broto Asmoro juga mengajak masyarakat memulai hidup dengan kesadaran baru beradaptasi dengan kebiasaan baru. "Kebiasaan untuk hidup lebih sehat, lebih disiplin menjalankan protokol kesehatan agar bisa tetap produktif dan aman dari Covid-19. Sebab disiplin penting agar kehidupan kita semua tetap produktif dan terhindar senantiasa dari Covid-19 serta menekan kemungkinan ancaman lahirnya gelombang kedua," kata Reisa Broto Asmoro.

Menurut dia, beradaptasi dengan kebiasaan baru adalah jalan keluar yang bisa dilakukan bahkan di negara lain. Kehidupan tetap harus berjalan, selama vaksin belum ditemukan dan jangan kalah dengan pandemi.

"Mari kita praktikkan kebiasaan baru mulai dari sekarang, dari diri sendiri, rumah, rumah ibadah, pasar, transportasi umum, perkantoran, hotel, restoran, pertokoan," ujar ibu dua anak ini."Kebiasaan baru sudah harus kita mulai dari sekarang dan harus dilakukan walau suatu daerah sudah masuk dalam kategori zona hijau."

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."