7 Info Penting Soal Virus Corona dari Dokter Reisa Broto Asmoro

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Rini Kustiani

google-image
Reisa Broto Asmoro, Dokter Kulit Kecantikan dan Brand Ambassador Mustela, di Jakarta Selatan, Rabu 8 Agustus 2018. TEMPO/Astari P Sarosa

Reisa Broto Asmoro, Dokter Kulit Kecantikan dan Brand Ambassador Mustela, di Jakarta Selatan, Rabu 8 Agustus 2018. TEMPO/Astari P Sarosa

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Wabah corona menjadi perhatian masyarakat dunia saat ini. Pemerintah menetapkan corona sebagai bencana nasional dan Indonesia dalam masa darurat corona hingga 29 Mei 2020.

Dokter Reisa Broto Asmoro mengatakan masyarakat membutuhkan informasi yang tepat tentang apa itu virus corona, bagaimana mencegah, dan seterusnya. "Perlu diketahui virus corona ini baru. Kita belajar dari pengalaman kasus di negara lain," kata Reisa dalam Live Instagram Mother and Baby, Selasa 24 Maret 2020.

Reisa mengatakan semua usia tak ada yang terbebas dari ancaman virus corona. Hanya saja dari pengamatan sejauh ini, daya tahan tubuh balita lebih kuat karena sering dilatih dengan vaksinasi. "Tubuh mereka lebih sering 'perang' dengan virus jadi lebih kuat," kata dia.

Balita, Reisa melanjutkan, umumnya jarang memiliki penyakit penyerta, seperti diabetes, hipertensi, dan penyakit lain yang umumnya terjadi pada orang dewasa. "Jadi lebih less worry," ucapnya.

Berikut 7 informasi penting tentang virus corona yang perlu dipahami orang tua dari penjelasan dokter Reisa Broto Asmoro.

  1. Sifat virus


    Ada tiga tingkatan saat virus corona menginfeksi tubuh. Yakni, ringan, sedang, dan berat. Masuk kategori ringan bila gejalanya baru batuk ringan yang kerap dianggap seperti flu biasa.

    Kemudian masuk tahap sedang apabila sudah ada demam. "Masuk tingkatan berat dengan gejala sesak napas dan ditangani oleh tenaga medis," kata dia.

  2. Bedakan sesak napas karena corona dengan asma


    Mereka yang mengidap penyakit asma biasanya akan terasa berat saat bernapas. Namun kondisi itu bukan berarti mereka terinfeksi virus corona.
    Dokter Reisa Broto Asmoro menjelaskan pada kondisi asma rasanya berat mengeluarkan udara dari paru-paru. "Butuh tenaga ekstra untuk bernapas," kata dia.

    Sementara orang yang terinfeksi virus corona untuk menarik dan menghembuskan napas seperti biasa saja amat berat. Sebab itu, butuh pengecekan oleh tenaga medis karena sesak napas bukan satu-satunya gejala dari COVID-19.

  3. Belum ada panduan baku perawatan infeksi virus corona di rumah


    Dokter Reisa Broto Asmoro mengatakan belum ada yang mengklaim perawatan di rumah seperti apa tepat untuk orang yang terinfeksi virus corona. Yang jelas, setiap rumah sakit sudah punya panduan dan referensi obat masing-masing. "Jadi untuk terapi, biar dokter saja yang mengarahkan, termasuk saat di rumah," kata Reisa.

  4. Sebab harus di rumah


    Pemerintah mengimbau masyarakat tetap berada di rumah sampai wabah corona berlalu. Seruan untuk tetap di rumah ini bukan tanpa alasan. Reisa menjelaskan virus bisa hilang atau mati selama 14 hari jika seseorang menjaga jarak satu sama lain. "Ddiharapkan pandemi segera berlalu apabila semua bisa bertahan di rumah," kata dia.

  5. Perlukah vitamin anak untuk anak?


    Yang penting adala menjaga daya tahan tubuh dengan baik. Jika diperlukan, termasuk dengan mengkonsumsi vitamin atau suplemen. Jangan lupakan makan makanan bergizi dan olahraga teratur.

  6. Minum air hangat bisa mematikan virus?


    Dokter Reisa Broto Asmoro mengatakan virus bisa mati dengan suhu di atas 70 derajat. Tapi proses pemanasannya minimal selama 5 menit. Dengan begitu, minum air hangat tidak bisa mematikan virus.

  7. Terpapar virus bisa sembuh sendiri


    Penyakit yang dipicu oleh virus bersifat self limiting disease atau bisa pulih setelah kurun waktu tertentu, antara 14 sampai 21 hari. Namun perlu diingat kondisi setiap orang berbeda-beda. Sehingga perlu antisipasi, terlebih kalau ada penyakit penyerta yang berefek komplikasi.

EKA WAHYU PRAMITA

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."