Coba Terapkan Social Bubbles untuk Beraktivitas Saat Corona Reda

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Rini Kustiani

google-image
ilustrasi perempuan dan temannya mengobrol sembari minum kopi. (Purewow/Twenty20)

ilustrasi perempuan dan temannya mengobrol sembari minum kopi. (Purewow/Twenty20)

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Sejumlah negara sudah mulai melonggarkan aturan lockdown untuk mencegah penyebaran virus corona. Aktivitas masyarakat kembali menggeliat, meski tetap memperhatikan protokol kesehatan.

Seiring pelonggaran lockdown tadi, di masyarakat muncul istilah social bubbles. Apa pengertian social bubbles?

Mengutip laman Sky News, social bubbles adalah kelompok orang yang terdiri dari jumlah sedikit, yakni 10 orang. Di New Zealand misalnya, setiap orang dengan social bubbles harus menentukan siapa orang yang ingin ditemui. Kelompok ini juga harus terus menjadi satu. Sisi positifnya, mereka bisa bebas beraktivitas di luar rumah.

Meski begitu, mereka tetap menerapkan jarak dua meter per individu serta menjaga gaya hidup bersih dan sehat. Dengan demikian, setiap anggota kelompok social bubbles bertanggung jawab atas kondisi kesehatan rekan mereka agar tidak terpapar virus.

Ilustrasi perempuan berbincang dengan teman perempuannya. (Unsplash/Priscilla Du Preez)

Melalui social bubbles ini, kasus Covid-19 di New Zealand turun drastis hingga nol. Associate professor untuk departemen epidemiologi penyakit menular di London School of Hygiene and Tropical Medicine, Stefan Flasche sepakat dengan model social bubbles.

"Pengelompokan kontak sosial ini memungkinkan masyarakat berinteraksi langsung dengan teman-teman dan menjadi solusi masalah mental akibat lockdown," kata Flasche seperti dilansir dari situs CNBC. Setelah New Zealand, rencananya Skotlandia juga akan menerapkan social bubbles dalam waktu dekat.

"Kami sedang mempertimbangkan social bubbles sebagai cara berinteraksi sosial di luar rumah," kata Menteri Skotlandia Nicola Sturgeon.

SARAH ERVINA DARA SIYAHAILATUA | SKYNEWS | CNBC

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."