Physical Distancing dan PSBB Wabah Corona Bakal Picu Baby Boom

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Rini Kustiani

google-image
Keluarga Berencana (KB), dua anak cukup. (foto: shutterstock)

Keluarga Berencana (KB), dua anak cukup. (foto: shutterstock)

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional atau BKKBN mengantisipasi ledakan angka kelahiran atau baby boom selama wabah corona. Musababnya, sejak berlaku Pembatasan Sosial Berskala Besar atau PSBB dan physical distancing, jumlah pengguna alat kontrasepsi menurun.

Kepala BKKBN Hasto Wardoyo membeberkan data penurunan peserta Keluarga Berencana pada bulan Maret 2020 dibandingkan Februari 2020 di seluruh Indonesia. Penggunaan alat kontrasepsi dalam rahim atau IUD pada Februari sejumlah 36.155, turun menjadi 23.383 di bulan Maret 2020.

Alat KB implan dari 81.062 turun menjadi 51.536, KB suntik dari 524.989 menjadi 341.109, KB metode pil dari 251.619 menjadi 146.767, penggunaan kondom dari 31.502 menjadi 19.583, vasektomi untuk pria dari 2.283 menjadi 1.196, dan tubektomi untuk wanita dari 13.571 menjadi 8.093.

Hasto Wardono mengatakan dampak dari pandemi Covid-19 juga berakibat pada penurunan aktivitas dalam beberapa kelompok kegiatan program KB serta penurunan mekanisme operasional di lapangan, termasuk di Kampung KB. Banyak para akseptor KB yang khawatir ketika hendak mengakses pelayanan KB di masa wabah corona.

Pemasangan alat kontrasepsi implan (ilustrasi)

Pelayanan KB terdampak wabah corona karena dilakukan melalui kontak penuh. Akibatnya, ketika aturan physical distancing diterapkan, langsung terasa penurunan pelayanan KB. Untuk kembali mendongkrak penggunaan alat kontrasepsi dan mengendalikan angka kelahiran, Hasto menyampaikan beberapa langkah yang dilakukan.

Pertama, pembinaan kesertaan ber-KB dan pencegahan putus pakai melalui berbagai media terutama media online. Kedua, melakukan analisis melalui kader institusi masyarakat pedesaan untuk mengetahui jumlah dan persebaran pasangan usia subur yang memerlukan pelayanan suntik KB, pil KB, IUD dan implan.

Ketiga, mendistribusikan kontrasepsi ulangan pil dan kondom. Hasto Wardoyo berharap para penyedia layanan kesehatan, seperti bidan dan dokter terus memberikan masukan dan kritik atas kebijakan yang dibuat BKKBN untuk mengendalikan angka kelahiran selama wabah corona.

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."