Cerita Endah Sabandiah jadi Technical Asisstant Satgas Stunting Kabupaten Cianjur

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Endah Sabandiah, Tehnical Assistant Satgas Stunting Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, dalam media gathering

Endah Sabandiah, Tehnical Assistant Satgas Stunting Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, dalam media gathering "Jurnalis Ikut Cegah Stunting", rangkaian peringatan Hari Keluarga Nasional ke-30 Tahun 2023, di Bogor, Jawa Barat, pada Jumat, 23 Juni 2023. Foto: CANTIKA/Silvy Riana Putri

IKLAN

CANTIKA.COM, Bogor - Stunting, kondisi gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak, masih mendapat perhatian besar dari Pemerintah. Dilihat dari target pemerintah untuk menurunkan angka kasus stunting menjadi 14 persen pada 2024. Untuk mencapai angka tersebut, semua pihak atau stakeholders terlibat, beragam program diluncurkan, dan berbagai tim dibentuk. Menyoal tim, salah satu yang terlibat adalah Endah Sabandiah, Technical Asisstant Satuan Tugas (Satgas) Penurunan Stunting di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Tahun ini merupakan tahun kedua sarjana biologi itu tergabung dalam satgas stunting.

Sebenarnya apa saja tugas Endah sebagai Technical Asistant Satgas Stunting yang dibentuk oleh 
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN)? Dia dan tim berperan dalam ruang lingkup memfasilitasi, koordinasi, dan konsultasi antar semua pihak dalam tim percepatan penurunan stunting di masing-masing daerah dari pusat hingga kelurahan.

"Peran kami menghubungkan antar pihak yang ada, kemudian bagaimana keterlibatan salah satunya pentahelix, itu juga salah satu bagian yang harus kami fasilitasi," ujar Endah di Bogor, Jumat, 23 Juni 2023.

Menurut Endah, untuk tergabung ke dalam tim ini, dia melalui proses seleksi seperti pelamar kerja pada umumnya. Meski dia sudah pernah tergabung di tim tersebut di tahun lalu, dia tetap wajib mengajukan lamaran dan melalui beberapa tahap seleksi sebelum diterima kembali di tahun ini. 

Di tim tersebut, kata Endah, kebanyakan kader PKK yang sudah berumah tangga, meski ada satu atau dua perempuan lajang.

Cara Edukasi Stunting ke Kaum Ibu

Bicara soal mengedukasi masyarakat soal apa itu stunting beserta pencegahan dan penanganannya, Endah mengatakan bahwa Tim Pendamping Keluarga (TPK) yang terjun langsung di masyarakat mengedepankan bahayanya. Dan, kebanyakan yang ditemui TPK di lapangan adalah kaum ibu.

"Mengedukasi ibu-ibu, dengan (menyampaikan) bahaya stunting. Rata-rata kalau sudah disampaikan bahayanya, biasanya mereka mau mendengar, dibanding dengan kita menyampaikan kalau stunting itu gagal tumbuh mungkin mereka ga akan paham," kata perempuan kelahiran 21 Oktober 1971 itu.

Selain itu, diberikan contoh kasus, penyelesaian, dan rekomendasi.

Endah tak menampik masih ada beberapa ibu yang tidak memahami apa itu stunting saat ditemui kali pertama. Dan, kebanyakan dari mereka berasal dari keluarga miskin dan tingkat pendidikan rendah.

"Pola asuh dan pola pikir orang tua salah satu penentu prevalansi stunting di satu wilayah," lanjutnya.

Baca juga: Mengenal Stunting: Pengertian, Penyebab, dan Pencegahannya

(paling kiri) Endah Sabandiah, Tehnical Assistant Satgas Stunting Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, dalam media gathering "Jurnalis Ikut Cegah Stunting", rangkaian peringatan Hari Keluarga Nasional ke-30 Tahun 2023, di Bogor, Jawa Barat, pada Jumat, 23 Juni 2023. Foto: CANTIKA/Silvy Riana Putri

Melihat sama pentingnya peran ayah dan ibu dalam pengasuhan anak, Endah mengatakan ayah juga didorong terlibat dalam pencegahan stunting.

"Dari hasil audit, kami mulai rekomendasikan keterlibatan ayah, misalnya dalam makan bersama," jelasnya.

Selain memaparkan bahaya stunting, lanjut Endah, TPK terus melakukan pendampingan ke kelompok sasaran salah satunya calon pengantin atau catin. Dipastikan kondisinya sehat lewat pemeriksaan oleh tenaga kesehatan tiga bulan sebelum mengajukan pernikahan ke Kantor Urusan Agama (KUA). Jika dinyatakan sehat, bakal mendapat sertifikat layak hamil.

Selain catin, sasaran pendampingan keluarga adalah ibu hami, pascapersalinan, dan anak usia 0-5 tahun.

Edukasi stunting juga terus diupayakan di tingkat posyandu maupun kunjungan langsung ke rumah.

Kisah Keberhasilan Pencegahan Stunting di Kabupaten Cianjur

Endah juga membagikan salah satu kisah keberhasilan pencegahan stunting pada baduta (bayi di bawah usia dua tahun). Kala itu, di usia 13 bulan atau satu tahun satu bulan, bayi laki-laki tersebut tidak bisa bergerak, hanya bisa tidur. Setelah dibawa ke dokter, dia dinyatakan meningitis.

"Alhamdulillah secara berproses dengan pendampingan dari kelurahan dan komponen yang ada di sana. Orang tuanya juga cukup memahami tentang pentingnya BPJS. Dia memfasilitasi diri BPJS secara mandiri. Alhamdulilah, sekarang anaknya masuk usia balita sudah bisa duduk dengan tegak. (Nafsu) makannya sudah baik, dulunya sulit," ujarnya.

Anak tersebut diketahui diberikan makanan tambahan lokal selama 90 hari, dan pengobatan rutin selama dua kali dalam seminggu. Selain itu, orang tua juga diberikan edukasi untuk orang tua tentang makanan bergizi dan observasi dari psikolog.

Pilihan Editor: 5 Tips Memutus Rantai Stunting Balita di Indonesia

Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."