Sebab Lepas IUD Bisa Terjadi Pendarahan

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Ilustrasi KB spiral atau IUD. shutterstock

Ilustrasi KB spiral atau IUD. shutterstock

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Imbauan untuk wanita yang memakai alat kontrasepsi spiral atau Intra Uterine Device (IUD) untuk rutin mengecek. Jika tidak, saat melepas alat kontrasepsi yang juga dikenal dengan sebutan KB spiral itu bisa menyebabkan pendarahan apabila terdapat infeksi yang menurut perlukaan pada rahim. Hal itu diungkap oleh Deputi Bidang Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi BKKBN Eni Gustina.

"Saya pernah ketemu 12 tahun, orang pasang IUD nggak pernah dikontrol 12 tahun. Begitu mau diangkat (IUD-nya), ya, otomatis kan nempel banget. Biasanya memang pendarahan nggak akan sampai terus, membuat membahayakan gitu, nggak," kata Eni saat dihubungi Antara pada Sabtu, 11 Februari 2023.

Pendarahan akibat infeksi tersebut juga bisa akibat IUD lebih dari waktu yang sudah ditentukan oleh dokter.

Dia menekankan pentingnya pasien untuk selalu melakukan kontrol rutin guna memastikan kondisi IUD yang terpasang di dalam rahim, apakah posisinya masih tepat atau apakah terdapat tenda-tanda adanya infeksi. Dengan begitu, langkah pencegahan dan pengobatan di awal bisa dilakukan.

"Benang (IUD) kan keluar lewat portio, mulut rahim. Itu kan kelihatan benangnya. Kalau dia misalnya ada infeksi, itu benangnya kayak ada nanah, mungkin juga di mulut rahim ada merah-merah," ujar Eni.

Apabila infeksi tidak tertangani sejak awal, Eni mengatakan kondisi IUD bisa terlalu menempel di dalam rahim yang mengalami perlukaan sehingga terjadi pendarahan seperti sedang menstruasi.

Biasanya pendarahan berlangsung selama seminggu dan tenaga medis akan mengobati untuk daerah yang terkena infeksi tersebut seperti pemberian antibiotik.

Eni mengingatkan agar pengguna IUD tidak mengabaikan gejala-gejala yang tampak sepele seperti nyeri pinggang. Menurut Eni, biasanya pengguna IUD kerap lupa bahwa di dalam tubuhnya terdapat benda asing setelah bertahun-tahun kemudian, sehingga mengabaikan kontrol rutin.

Jadwal Memeriksa IUD

Jadwal memeriksakan kondisi IUD semestinya tidak boleh dilewatkan, terlepas pasien mengalami keluhan atau gejala infeksi maupun tidak. Kontrol juga harus dilakukan walaupun penggunaan IUD bersifat jangka panjang maksimal hingga bertahun-tahun. Biasanya kontrol awal dilakukan seminggu setelah IUD terpasang pertama kali, diikuti setiap tiga bulan sekali.

"Diharapkan sebetulnya tiga bulan sekali kontrol. Tapi orang kadang kan pasang (IUD) suka lupa," ujar Eni.

"Saya suka mengidentikkan orang pasang spiral itu kayak orang ditindik telinga. Awal-awal kan sakit, kadang-kadang dia masih ada korengannya. Nanti kalau sudah (lama), ini lupa. Apalagi kalau sudah merasa nyaman, dibiarkan saja," imbuh dia.

Eni juga mengingatkan agar pengguna IUD, termasuk pasangan seksualnya, sama-sama selalu menjaga kebersihan alat vital sebelum berhubungan intim. Hal ini guna mencegah munculnya infeksi yang mungkin terjadi. "Ini kan hal yang kecil (rutin membersihkan alat vital), tapi bentuk virus bakterinya masuk ini kan bikin infeksi rahimnya. Kalau rahim sudah infeksi, timbul perlukaan. Perlukaan (diperparah) di situ ada benda asing, ada spiral," tandas Eni.

Pilihan Editor: Cara Mengecek Posisi Alat KB IUD atau Spiral dan Bagaimana Jika Bergeser
Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika
Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."