Curhat Zaskia Adya Mecca Terapkan Sharing Gadget pada Anak

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Zaskia Adya Mecca bersama suami, Hanung Bramantyo dan anak-anaknya. Instagram zaskiadyamecca

Zaskia Adya Mecca bersama suami, Hanung Bramantyo dan anak-anaknya. Instagram zaskiadyamecca

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Zaskia Adya Mecca salah satu aktris yang kerap berbagi pengalaman dalam mengasuh keempat buah hatinya, yakni Kana Sybilla Bramantyo, Kala Madali Bramantyo, Bhai Kaba Bramantyo, dan Bhre Kata Bramantyo. Baru-baru ini, ia menceritakan satu gadget atau gawai digunakan bersama untuk mengenalkan pentingnya berbagi.

"Ngebiasain kalo ada gadget 1 biar aja buat ramean. Biar terbiasa sharing (berbagi). Walaupun 5 menit sekali pada teriak-teriakan lanjut berantem karena beda-beda keinginan semuanya. Ntar kalo dah berantem aku bilang "bia ambil yaa gadgetnya, mending ga usah sekalian" akhirnya siapa yang ngalah? Ya seringnya yang besar. Sabar ya kak hahaha," tulis istri Hanung Bramantyo itu di Instagram pada 1 Mei 2020.

Cara Zaskia itu termasuk langkah cerdik agar anak tak selalu berkutat pada gawai. Orang tua yang aktif berperan besar dalam membatasi dan mengatur anak saat menggunakan gawai.

Selain cara Zaskia, Anda juga bisa meniru trik yang dibagikan Dokter spesialis anak Rumah Sakit Awal Bros Bekasi Utara, Felix, agar anak jauh dari risiko kecanduan gawai seperti dikutip dari laman Sehatq

1. Jadilah contoh yang baik untuk anak

Anak belajar dengan mencontoh orang tua. Jika Anda tidak ingin anak kecanduan gawai, maka Anda juga perlu menunjukkan hal yang sama. Mulai sekarang, coba hindari bermain gawai saat sedang berkumpul dengan anak. 

2. Batasi waktu penggunaan gawai

"Dalam hal membatasi penggunaan gawai, Anda perlu bersikap tegas. Berikan batas waktu maksimal untuk anak bermain gawai, yaitu dua jam setiap hari. Semakin lama waktu bermain, semakin besar risiko anak mengakses konten negatif," ucap dokter Felix.

Hindari memberikan gawai secara penuh kepada anak. Latih anak agar meminta izin terlebih dahulu dan mengembalikannya dengan baik setelah selesai digunakan.

3. Jangan biarkan anak main gawai tanpa pengawasan

Saat anak menggunakan gawai, Anda perlu mengawasinya dan jangan hanya dibiarkan begitu saja. Mengawasi juga bukan berarti berada di dekatnya sepanjang waktu.

"Anda bisa menggunakan software atau piranti lunak untuk menyaring maupun memblok situs yang mengandung konten yang tidak sesuai dengan anak, seperti pornografi dan kekerasan," jelasnya.

Usai anak menggunakan gawai, pantau riwayat situs yang dibukanya dan jangan lupa mengaktifkan piranti lunak penyaring situs web yang tidak dibutuhkan anak.

4. Tetapkan wilayah bebas gawai

Cara lainnya adalah dengan menetapkan wilayah bebas gawai di rumah dan berikan pengertian kepada anak dan anggota keluarga yang lain. Buatlah larangan penggunaannya di tempat tertentu, misalnya di meja makan, mobil, dan kamar tidur.

5. Ajari anak untuk menahan diri

Ajarkan anak untuk menahan diri agar tidak terus-menerus bermain gawai. Saat anak mampu menahan diri, berikan ia apresiasi dalam bentuk pujian ataupun reward lainnya.

6. Ajak anak kegiatan lain

Salah satu dampak negatif penggunaan gawai adalah menurunnya interaksi sosial anak dengan lingkungan sekitarnya. Untuk mencegah hal itu terjadi, orang tua dapat mengajak anak bermain di sekitar rumah atau lingkungan. Atau melakukan kegiatan menarik secara bersama-sama agar pikiran anak tak selalu tertuju pada gawai.

"Misalnya dengan mengajak anak mengikuti les menari, renang, kelas musik ataupun aktivitas menarik lainnya yang sesuai dengan minat dan bakatnya," ujar dokter Felix. 

Selain itu, ajak anak berkunjung ke rumah kerabat yang mempunyai anak seusianya. Hal itu akan memberikan anak lebih banyak akses untuk bersosialisasi dengan lingkungan sekitar.

Langkah kedua ini tentunya tak bisa dilakukan di tengah pandemi corona. Anda simpan dulu kiat ini dan terapkan saat kondisi sudah kembali seperti semula

  

Apabila enam tips itu telah dilakukan, tapi tidak memberikan dampak positif yang maksimal, bisa jadi anak Anda akan mengalami kecemasan dan depresi. Ajak anak berkonsultasi dengan dokter maupun psikolog. Dengan demikian, Anda bisa mendapatkan rekomendasi terbaik untuk mengatasi kecemasan dan kecanduan yang terjadi akibat gawai.

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."