Selain Jogging, Dokter Sarankan Olahraga Ini saat Puasa Ramadan

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Ilustrasi Olahraga. Shutterstock

Ilustrasi Olahraga. Shutterstock

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Bulan puasa tak menjadi halangan untuk berolahraga, terlebih lagi di masa pandemi virus corona atau COVID-19. Dengan rutin berolahraga, maka daya tahan tubuh atau imunitas juga semakin kuat. Lalu apakah ada perbedaan olahraga saat puasa dan hari lainnya?

Tentu saja ada, di antaranya pemilihan waktu olahraga yang tepat saat puasa. "Jadi ada waktu sebelum berbuka puasa, setelah berbuka puasa, dan menjelang sahur," ucap Fitness Trainer dan Fatloss Coach, Sari Anisa, saat dihubungi Tempo.co, Jumat 24 April 2020. 

Olahraga bisa dilakukan 30-45 menit jelang azan Magrib agar mengurangi risiko dehidrasi atau kekurangan cairan. Atau bisa juga olahraga setelah buka puasa dengan jarak waktu sekitar 2-3 jam. Jeda tersebut menurut Sari, berdasar sumber yang ia pelajari metabolisme tubuh sedang fokus pada pencernaan pada satu jam pertama usai buka puasa.

Sementara itu, dokter spesialis kedokteran olahraga Andhika Raspati menyarankan jenis berintensitas rendah hingga sedang dengan durasi pendek sekitar 30-45 menit.

"Penelitian memang menunjukkan bahwa olahraga dengan intensitas tinggi dan durasi yang panjang dapat menurunkan imunitas," tutur Andhika, Sabtu, 25 April 2020.

Apa saja pilihan olahraganya saat puasa? Anda bisa melakukan olahraga kardio, sepeda, jalan cepat, jogging santai, hingga senam zumba. "Tergantung keterlatihan dan kebiasaan orangnya," tuturnya.

Senada dengan Andhika, dokter spesialis gizi klinik Samuel Oetoro juga menyarankan agar kita senantiasa berolahraga. "Olahraga cukup paling lama 30 menitan, jenisnya yang ringan, jangan berlebihan karena kalau olahraga intensitas tinggi justru akan menurunkan daya tahan tubuh," tandasnya.

ANTARA | EKA WAHYU PRAMITA

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."