Fery Farhati Cerita tentang Jilbab: Dulu Tak Semudah Sekarang

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Fery Farhati, istri Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, menghadiri pembukaan Muffest 2020 di Jakarta, Kamis, 20 Februari 2020. TEMPO/Eka Wahyu Pramita

Fery Farhati, istri Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, menghadiri pembukaan Muffest 2020 di Jakarta, Kamis, 20 Februari 2020. TEMPO/Eka Wahyu Pramita

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Saat ini tampilan muslimah berjilbab bukan hal asing lagi di berbagai kalangan maupun di berbagai tempat. Beda dengan hal yang dirasakan Fery Farhati di masa kuliah. Menurut istri Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, belum banyak muslimah yang memakai jilbab di masa itu, bahkan masih kontroversial.

Ibu empat anak bisa dibilang menjadi saksi proses transformasi jilbab dari masa ke masa. "Saya merasakan dulu tidak semudah ini perempuan muslim berhijab, termasuk ketika mereka mau pakai untuk sekolah, kuliah, dan bekerja," ucap Fery usai ditemui di acara pembukaan Muslimah Creative Day di Jakarta, Sabtu 29 Februari 2020.

Sebab itu, Fery Farhati merasa bersyukur di masa kini, jilbab menjadi terbuka untuk siapa saja dan bisa dikenakan perempuan dengan latar belakang pekerjaan apa pun. Perempuan yang gemar mengenakan jilbab segiempat ini memaknai jilbab merupakan langkah menebar kebaikan.

"Wujudnya menjadi perempuan yang selalu helpful, berbagi dan menolong sesama manusia. Melakukan perbuatan yang berdasarkan Rahmatan Lil Alamin," ucap perempuan 49 tahun ini.

Bagi Fery Farhati, berjilbab ataupun tidak perempuan bisa berbuat kebaikan dan berdakwah. Menebar kebaikan tidak menjadi eksklusif, tetapi terbuka dan merangkul banyak orang di bidang apa pun. "Berbuat baik pada lingkungan sekitarnya tanpa mengenal latar belakang, bisa saya rasakan dan temukan pada ibu-ibu di Jakarta. Ada yang perhatian sama PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) dan ada yang peduli mendampingi orang sakit," pungkasnya. 

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."