7 Bahaya Minum Teh Pelangsing, Diare hingga Sulit Tidur

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Ilustrasi pesta minum teh. Shutterstock.com

Ilustrasi pesta minum teh. Shutterstock.com

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Siapa yang sedang tergoda minum teh pelangsing? Bagi yang sedang menimbang-nimbang, segera urungkan niat mencoba sebab ada sejumlah risiko kesehatan

Dari sekian banyak merek teh pelangsing yang ada, hanya sebagian kecil yang sudah terdaftar secara resmi di Badan Pengawas Obat dan Makanan atau BPOM. Teh yang sudah terdaftar tersebut biasanya tidak memberikan janji yang begitu bombastis. Jadi, jika Anda menemui merek teh pelangsing yang khasiatnya seolah begitu manjur, sebaiknya lebih berhati-hati.

Hingga saat ini, belum ada bukti atau penelitian yang membuktikan teh pelangsing benar-benar efektif untuk menurunkan berat badan. Dua bahan yang umumnya terdapat di dalam teh pelangsing, yaitu kafein dan senna, bukanlah bahan yang tepat untuk menurunkan berat badan.

Kafein memang bersifat diuretik. Artinya, Anda akan jadi lebih mudah buang air ketika mengonsumsinya. Namun perlu diingat, bahwa yang keluar saat Anda buang air kecil dan besar, hanyalah air, bukan lemak. Sehingga, hal ini tidak akan secara signifikan membantu proses diet Anda. 

Selain itu, senna merupakan bahan yang dipercaya dapat memicu iritasi di usus besar. Sama seperti kafein, bahan ini juga bersifat laksatif atau pencahar. Artinya, akan memicu Anda untuk buang air besar terus-menerus.

Berikut beberapa efek samping mengonsumsi teh pelangsing

1. Diare

Senna, bahan herbal yang kerap digunakan untuk membuat teh pelangsing adalah bahan bersifat laksatif yang biasanya digunakan untuk mengatasi konstipasi. Mengonsumsi bahan ini dalam jumlah kecil, dianggap masih aman. Sebaliknya, jika dikonsumsi berlebihan, teh pelangsing bisa menimbulkan berbagai efek samping, seperti diare.

Diare mungkin terdengar ringan di telinga Anda. Namun saat diet dan membatasi makan serta minum, kondisi ini bisa saja berkembang menjadi dehidrasi parah. Selain itu, mengonsumsi laksatif dalam jangka waktu yang lama juga akan membuat sistem pencernaan Anda ketagihan. Anda akan sulit buang air tanpa minum laksatif terlebih dahulu.

2. Gangguan di perut

Efek samping teh pelangsing memang umumnya tidak jauh-jauh dari gangguan di perut. Selain menimbulkan rasa sakit, minuman ini juga berisiko menimbulkan kram perut, kembung, dan mual.

Hal ini disebabkan oleh tingginya kadar kafein dan laksatif yang ada di dalam teh pelangsing. Bahan tersebut bisa membuat sistem pencernaan bekerja lebih keras dari yang seharusnya.

3. Ketidakseimbangan elektrolit

Bolak-balik buang air, bisa menyebabkan elektrolit seperti natrium, kalium, dan klorida yang ada di tubuh menjadi tidak seimbang. Padahal, elektrolit dibutuhkan agar otot bisa berfungsi dengan baik. Ketidakseimbangan elektrolit bisa memicu terjadinya kram otot dan gangguan irama jantung.

4. Penyerapan nutrisi di tubuh jadi tidak maksimal

Teh pelangsing membuat Anda harus bolak-balik ke kamar kecil. Hal ini menandakan bahwa tubuh tak memiliki cukup waktu untuk menyerap vitamin dan mineral dari makanan serta minuman yang dikonsumsi. Tentu, hal ini merugikan untuk kesehatan Anda.

5. Siklus tidur terganggu

Seperti yang kita tahu, kafein bisa membuat kita terjaga semalaman. Tentu, hal ini akan mengganggu siklus tidur Anda. Padahal, tidur yang cukup sangatlah penting untuk menjaga kesehatan tubuh.

6. Interaksi dengan obat-obatan yang sedang dikonsumsi

Teh pelangsing yang menyebabkan diare, juga bisa mengurangi efektivitas pil kontrasepsi. Sebab, saat mengalami gangguan tersebut, usus menjadi sulit menyerap pil dengan efektif.

7. Efek samping kafein berlebih

Kandungan kafein yang ada di dalam teh pelangsing, apabila dikonsumsi secara berlebihan bisa memicu terjadinya berbagai efek samping seperti jantung berdebar kencang, pusing, gangguan kecemasan, mudah marah, telinga berdenging, napas tersengal-sengal, tidak tenang hingga gugup.

SEHATQ

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."