Takaran Kebutuhan Gizi yang Tepat bagi Pengidap Kanker

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Ilustrasi penderita kanker. shutterstock.com

Ilustrasi penderita kanker. shutterstock.com

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Dalam menjalani pengobatan kanker salah satu efek sampingnya menurunkan selera makan sehingga bisa menurunkan berat badan. Kehilangan berat badan tanpa olahraga bisa membuat Anda lemah dan kurang gizi.

Menurut ahli gizi Fiastuti Witjaksono, pengidap kanker perlu mendapatkan nutrisi penting yang mencakup protein, karbohidrat, lemak, dan air. Kebutuhan energi yang dibutuhkan pasien kanker lebih dari kondisi yang tidak sakit, yaitu 25-30 kal/kg berat badan.

"Kebutuhan gizi tersebut agar pasien tetap mempunyai berat badan normal dan menjaga agar tidak terjadi penurunan berat badan," ucap Fiastuti saat ditemui di acara diskusi "Pola Makan Pasien kanker, Fakta atau Mitos" di Jakarta, Sabtu, 8 Januari 2020.

Sementara itu, kebutuhan protein bagi pengidap kanker, yakni 1,5 - 2 g/kg berat badan atau 15-20 persen dari kalori total, dua kali lipat dari biasanya. 

Sebaiknya protein adalah gabungan hewani dan  nabati. Fiastuti menyarankan asupan sumber protein hewani sebaiknya dari putih telur, ikan, ayam, setelah itu daging sapi, kerbau, kambing. Untuk sumber protein nabati yaitu kedelai, kacang-kacangan, tempe, dan tahu.

Adapun kebutuhan lemak 30 persen dari kalori total bisa lebih, dengan ketentuan harus mengandung tiga jenis lemak. Fungsi lemak adalah sumber tenaga, membantu penyerapan vitamin, pertumbuhan sel. Lemak esensial yang merupakan derivat omega-3 bisa didapatkan dari bahan makanan ikan laut

Kebutuhan karbohidrat sebanyak 45-60 persen dari kalori total. Sebaiknya pilih karbohidrat kompleks sebagai sumber tenaga. 

"Karbohidrat kompleks meliputi roti, oat, kentang, buah dan sayur. Serat dianjurkan 14g/1000 kal/hari dan konsumsi sayur dan buah lima porsi per hari," tutur Fiastuti.

Selain itu, pasien kanker juga butuh nutrisi spesifik seperti asam lemak esensial (EPA), asam amino rantai cabang (BCAA). Vitamin dan mineral juga dibutuhkan untuk kasus-kasus kesulitan makan.

EKA WAHYU PRAMITA

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."