Selain Perokok Pasif, Ini Penyebab Wanita Terkena Kanker Paru

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Ilustrasi Kanker paru-paru. Shutterstock

Ilustrasi Kanker paru-paru. Shutterstock

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Penyakit kanker paru bisa terjadi pada wanita maupun laki-laki. Berkaca dari Data Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) disebutkan bahwa dari angka penderita kanker paru di Indonesia, insiden tertinggi adalah laki-laki 88,8 persen dan wanita 11,2 persen. 

Dokter Spesialis Paru dan Ketua Pokja Kanker Paru Perhimpunan Dokter Paru Indonesia Elisna Syahruddin mengatakan, setiap orang memiliki risiko penyakit ini. Tapi, risiko akan bertambah hingga delapan kali lipat pada orang yang merokok. 

Apakah risiko kanker paru itu tetap mengintai wanita tidak merokok? Iya. Sebabnya, bahaya rokok tidak hanya mengintai si perokok tapi juga orang yang berada di dekat perokok atau berinteraksi dengan orang yang habis merokok.

Jadi, perempuan dan anak-anak yang sering berinteraksi dengan suami atau ayah yang perokok juga memiliki risiko. Mereka disebut dengan third hand smoker. Jika si anak sejak kecil menjadi third hand smoker maka risiko mengidap kanker paru semakin tinggi.

"Si perempuan memang tidak merokok tapi hampir setiap hari berinteraksi dengan suami atau ayahnya yang merokok, ditambah lagi sirkulasi udara yang tidak baik semakin memicu," ucap Elisna saat ditemui di acara Gerakan Nasional Indonesia Peduli Kanker Paru di Jakarta, Selasa, 11 Februari 2020.

Menurut Elisna, yang membahayakan bukan hanya bahan-bahan dari rokoknya, tetapi juga asap yang dihasilkan. Sebab dampak asap juga bisa mengiritasi paru-paru kita. "Intinya sebisa mungkin perokok pasif harus berani bicara atau menghindar, jika berada di lingkungan orang-orang yang sedang merokok," ucap Elisna.

Selain faktor rokok, asap outdoor seperti asap dan bangunan, ditambah lagi jika rumah memakai atap asbes. Sebab serat-serat asbes mengandung zat karsinogen yang juga memicu kanker paru.

"Sebaiknya tidak lagi pakai atap rumah dari asbes sebab ada serbuk-serbuk yang terinhalasi dan menumpuk di paru jadi kanker paru. Bisa nembus karena bentuknya tajam, jadi mesothelioma atau kanker primer pada selaput paru," jelas ia.

EKA WAHYU PRAMITA

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."