Ahli Ingatkan Gejala yang Perlu Diwaspadai Terkait Virus Corona

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Aktivitas petugas medis saat menangani pasien virus Corona di rumah sakit di Wuhan, Cina, 25 Januari 2020. THE CENTRAL HOSPITAL OF WUHAN VIA WEIBO via REUTERS

Aktivitas petugas medis saat menangani pasien virus Corona di rumah sakit di Wuhan, Cina, 25 Januari 2020. THE CENTRAL HOSPITAL OF WUHAN VIA WEIBO via REUTERS

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Gejala seseorang yang terjangkit virus corona mirip seperti infeksi saluran pernapasan, seperti batuk disertai demam atau sebaliknya demam dulu, kemudian diikuti dengan batuk. Gejala lain adalah mulai sesak napas sampai gejala agak berat, yakni kesulitan dalam bernapas sehingga harus membutuhkan alat-alat bantu untuk pernapasan.

Orang yang diduga terjangkit virus tersebut harus dilacak riwayat kontak dan perjalanannya selama 14 hari sebelumnya untuk mencari tahu apakah ia pernah kontak dengan pasien yang menunjukkan gejala terinfeksi virus corona.

"Kalau di rumah sakit, setelah kontak dengan pasien, setelah merawat pasien kemudian timbul gejala, dan itu mesti diwaspadai. Tentu gejala-gejala itu menjadi entry point untuk mencurigai kasusnya. Tapi, kemudian harus dikonfirmasi ke laboratorium apakah dia betul terinfeksi oleh virus corona," ujar Kepala Lembaga Biologi Molekuler Eijkman, Profesor Amin Subandriyo.

Untuk kasus yang lebih parah, orang yang terjangkit virus corona ini bisa mengalami gejala berat, seperti pneumonia berat, gagal napas, gagal ginjal, sampai kematian. Profesor Amin menuturkan memang virus corona sudah pernah ditemukan di berbagai binatang dan hewan itu bisa menularkan ke manusia, seperti virus MERS yang ditularkan dari unta ke manusia.

Namun, untuk virus corona yang baru ditemukan di Cina, ditenggarai ditularkan oleh ular atau kelelawar. Tetapi, masih perlu penelitian lebih lanjut untuk membuktikan penularan itu berasal dari hewan mana.

"Yang saat ini diisolasi di Wuhan ini memang belum dibuktikan secara eksperimental dari hewan yang mana," tuturnya.

Staf medis bersumpah sebagai anggota "tim serangan" dalam perang melawan pneumonia terkait virus corona di sebuah rumah sakit di Wuhan, Provinsi Hubei, China tengah, 22 Januari 2020. [Xinhua/Cheng Min/Global Times]

Otoritas di Wuhan sudah melakukan isolasi terhadap hewan-hewan yang mungkin menjadi sumber infeksi virus itu. "Awalnya mereka yang sakit adalah yang kerja di pasar ikan, tapi ternyata di pasar ikan itu juga dijual hewan lain yang dikonsumsi oleh masyarakat," katanya.

Hewan tersebut berperan sebagai pembawa virus saja dan tidak memiliki gejala apapun seperti sakit jika di dalam tubuhnya terdapat virus corona, sehingga masyarakat tidak dapat membedakan secara kasat mata hewan yang berada di sekitar atau yang dikonsumsi itu membawa virus corona atau tidak.

Untuk mengetahui orang positif atau negatif terjangkit virus corona, maka perlu dilakukan pemeriksaan laboratorium. Lendir yang ada di tenggorokan bagian belakang dapat diambil lalu dikirim ke laboratorium untuk diperiksa sehingga dapat diketahui ada tidaknya virus corona dalam tubuh pasien.

Saat ini, baru ada dua laboratorium di Jakarta yang bisa melakukan pemeriksaan itu, yakni di Lembaga Biologi Molekuler Eijkman dan Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI. Hingga saat ini, sebanyak tiga negara di Asia Tenggara telah mengumumkan adanya kasus positif pasien terjangkit virus corona, yakni Singapura, Vietnam, dan Thailand.

Baik di Thailand dan Vietnam, masing-masing negara ditemukan sebanyak dua warga negara Cina yang positif terjangkit virus corona. Di Singapura, sudah tiga orang yang positif mengidap virus corona. Sementara itu, Jepang pada Jumat, 24 Januari 2020 memastikan ada orang kedua yang terpapar virus corona baru dari Cina.

Aktivitas petugas medis saat menangani pasien virus Corona di rumah sakit di Wuhan, Cina. THE CENTRAL HOSPITAL OF WUHAN VIA WEIBO via REUTERS

Demikian juga pemerintah Korea Selatan telah memastikan kasus kedua virus corona yang berasal dari Cina. Sedangkan di Indonesia, belum ada ditemukan kasus pasien yang positif terkena virus corona. Hingga saat ini, ada empat terduga ditemukan di Indonesia.

Direktur Medik dan Perawatan Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso Jakarta, Dr. Diany Kusumawardhani, mengatakan pihaknya saat ini sedang merawat satu pasien yang menjadi terduga virus corona, tetapi kondisinya masih stabil dan tidak ada perburukan.

"Belum dinyatakan sebagai virus corona," ujar Diany.

Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar Bali merawat tiga pasien yang diduga terjangkit virus corona. Mereka merupakan wisatawan asing, yakni satu orang dewasa asal Meksiko dan dua di antaranya anak-anak berusia sekitar 5-6 tahun yang berasal dari Cina.

"Tiga pasien itu masih suspect, belum pasti. Untuk menjelaskan itu perlu pemeriksaan swipe dan sudah dikirim ke Jakarta, belum ada hasilnya. Sementara kami rawat sebagai observasi dulu," kata kata Direktur Medik dan Keperawatan RSUP Sanglah, Dr. dr. I Ketut Sudartana.

Terkait virus corona yang mewabah di kota Wuhan, Cina, Presiden Republik Indonesia Joko Widodo meminta seluruh pihak terkait untuk memperketat pengawasan setiap kedatangan orang dan barang dari luar negeri serta memerintahkan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto untuk mencegah penularan virus corona di Indonesia.

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."