Orang Tua Baru Kerap Melakukan 7 Kesalahan Ini pada Bayi

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Ilustrasi ibu dan bayi. Unsplash.com/Sharon Muccutcheon

Ilustrasi ibu dan bayi. Unsplash.com/Sharon Muccutcheon

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Bagi orang tua baru merawat bayi baru lahir menjadi tantangan tersendiri. Sebab mereka dihujani dengan beragam saran dari keluarga atau teman-teman yang berkunjung. Dari cara mengganti popok, jadwal tidur, hingga memberi air susu ibu atau ASI, orang tua baru akan dipenuhi dengan pekerjaan dan pikiran untuk melindungi bayi dari infeksi virus dan bakteri.

Kadang-kadang sedikit saja ada keanehan pada kotoran atau liur bayi akan membuat orang tua baru khawatir. Belum lagi, jadwal imunisasi yang cukup rapat di tahun pertama. Begitu banyak yang harus dipelajari dalam waktu singkat.

Di antara beragam aktivitas, berikut tujuh hal penting yang sering kali diabaikan para orang tua baru.  

1. Menyusui terlalu cepat

Salah satu hal penting yang dibutuhkan bayi di awal kehidupannya adalah ASI. Namun, anggota American Academy of Pediatrics Paul S. Horowitz mengatakan banyak ibu yang cepat menyerah dalam menyusui.

“Dengan bantuan dan kesabaran yang tepat, hampir semua wanita bisa sukses tanpa menggunakan pengganti susu bayi atau susu formula. Bagaimanapun, ASI adalah yang terbaik,” kata pendiri Discovery Pediatrics di Valencia, California, itu.

2. Lebih banyak menghabiskan waktu bersama ponsel

Ibu di zaman modern ini tak bisa dipisahkan dari ponsel. Kadang-kadang, waktu yang dihabiskan untuk menatap ponsel lebih banyak dibandingkan dengan menatap bayi mereka.

“Saya melihat terlalu banyak orang tua menatap ponsel mereka alih-alih bertatap muka dengan bayi mereka; mereka harus melibatkan dan merangsang mereka melalui semua indera mereka,” ujar Paul.

Ilustrasi bayi di dalam boks. (Web MD)

3. Membiarkan bayi tidur tengkurap

Sindrom kematian mendadak pada bayi (SIDS) atau kematian terkait tidur lainnya menjadi perhatian pada era 1990-an. Pedoman dari American Academy of Pediatrics menegaskan bahwa setiap bayi harus tidur telentang, di boks mereka sendiri, tanpa mainan atau tempat tidur empuk.

Setelah pedoman itu dikampanyekan, kematian terkait tidur menurun tajam, tetapi data terakhir menunjukkan risiko berlanjut. Setiap tahun, sekitar 3.500 bayi meninggal karena penyebab yang berhubungan dengan tidur.

Sebuah studi tahun 2015 oleh Centers for Disease Control and Prevention Amerika Serikat menemukan satu dari lima ibu mengaku menempatkan bayi mereka tidur miring atau tengkurap, dan 39 persen ibu mengatakan mereka menggunakan ranjang empuk di boks bayi.

"Wow, itu mengkhawatirkan karena Anda akan berpikir semua orang akan tahu cara yang disarankan untuk menidurkan bayi mereka," ucap dokter anak Tanya Altmann, penulis buku baru Baby and Toddler Basics.

"Tapi yang tidak diketahui banyak orang tua adalah Anda tidak boleh menggunakan bumper lagi, dan Anda tidak boleh meletakkan bantal, mainan, atau barang-barang tambahan di boks bayi."

4. Tidak membuat bayi bersendawa

Orang tua sering kali malas atau tidak tahu cara membuat bayi bersendawa setelah menyusu. "Mereka akan sering menurunkan bayinya dengan cepat setelah menyusui karena mereka takut tidak memegangnya dengan benar,” kata Polly Gannon, seorang pelatih bersalin di Calabasas Pediatrics, California.

Akibat gagal bersendawa adalah bayi bisa muntah sehingga kehilangan cairan yang baru dikonsumsinya. Bisa juga bayi tidur tidak nyenyak karena merasa perutnya tidak nyaman.  

Ada beberapa teknik bersendawa yang bisa Anda coba sampai Anda menemukan salah satu yang paling cocok untuk bayi Anda. Cara yang paling populer adalah meletakkan bayi dengan dagu menempel di bahu Anda dan wajah menghadap ke satu sisi, perut menempel kuat di dada.

Tepuk atau gosok punggung bayi dengan lembut sampai dia bersendawa.

5. Membawa bayi ke tempat ramai

Banyak orang tua baru yang tak sabar membawa bayi mereka ke tempat ramai, seperti pusat perbelanjaan atau pertemuan keluarga.

"Dua bulan pertama kehidupan bayi, Anda benar-benar perlu melindungi mereka dari paparan kuman dan orang-orang yang berpotensi sakit. Sistem kekebalan bayi Anda lemah, dan masih tumbuh dan berkembang,” kata Altmann.

Namun itu bukan berarti Anda tidak dapat meninggalkan rumah. Para ahli menyarankan agar melakukan aktivitas jalan-jalan harian atau duduk di halaman belakang Anda atau di teras depan.

"Tapi jangan bawa mereka ke tempat ramai," ucap Altmann. "Saat itulah Anda dapat mengekspos mereka kepada orang-orang yang berpotensi terkena flu atau penyakit menular lain yang dapat menyebar, bahkan jika mereka berada beberapa meter jauhnya."

Salah satu hal penting yang dibutuhkan bayi di awal kehidupannya adalah ASI. Namun, anggota American Academy of Pediatrics Paul S. Horowitz mengatakan banyak ibu yang cepat menyerah dalam menyusui.

“Dengan bantuan dan kesabaran yang tepat, hampir semua wanita bisa sukses tanpa menggunakan pengganti susu bayi atau susu formula. Bagaimanapun, ASI adalah yang terbaik,” tutur pendiri Discovery Pediatrics di Valencia, California, itu.

Ilustrasi bayi mandi. (Baby Centre)

6. Hanya menggunakan air untuk mandi

“Orang tua baru sebaiknya tidak memandikan bayi dengan air saja. Mereka harus menggunakan pembersih ringan untuk bayi, yang disetujui oleh dokter, diikuti dengan penggunaan krim bayi, yang lagi-lagi harus disetujui untuk digunakan,” tutur Paul S. Horowitz.

Ingatlah bahwa bayi Anda adalah orang baru di dunia dan dia akan menangkap isyarat Anda. Kekhawatiran dan reaksi berlebihan hanya akan membuat anak cemas. Jadi cobalah untuk memegang kendali dan dengarkan apa kata hati Anda.

7. Berlebihan atau terlalu cuek saat bayi demam

Demam pada bayi baru lahir bisa serius. Jika bayi Anda belum genap tiga bulan dan mengalami demam 100,4 derajat Fahrenheit (sekitar 37,8 derajat Celcius) atau lebih tinggi, segera hubungi dokter anak atau profesional medis Anda. 

"Untuk bayi yang lebih tua, saya biasanya mengatakan kepada orang tua untuk tidak panik dengan apa yang tertera pada termometer," jelas Altmann. "Perhatikan baik-baik anak Anda untuk mencari tahu apa yang terjadi dengan mereka, karena tidak setiap demam perlu diobati."

Lihatlah bayi Anda dan amati. Apakah mereka minum cairan? Apakah mereka senang dan bermain? Apakah mereka tidur oke? Apakah mereka kesulitan bernapas?

Itulah pertanyaan yang harus Anda tanyakan pada diri sendiri, kata Altmann. Para ahli mengatakan sebagian besar demam tidak berbahaya, dan kemungkinan akibat infeksi ringan.

MILA NOVITA | CNN | TIMES OF INDIA 

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."