Minum Teh Usai Makan Berisiko Kekurangan Zat Besi, Cek Faktanya

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Ilustrasi minum teh. Shutterstock.com

Ilustrasi minum teh. Shutterstock.com

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Kebanyakan orang Indonesia adalah penggemar teh. Minuman ini bisa dikonsumsi setiap waktu, dari pagi hingga malam, saat santai atau formal. Teh juga jadi pilihan minuman setelah makan saat makan di warung makan atau restoran.

Teh sebenarnya memiliki manfaat bagi kesehatan. Sejumlah penelitian mengemukakan bahwa kandungan antioksidan dan polifenol di dalam teh dapat mengurangi risiko berbagai macam penyakit. Mulai dari tekanan darah tinggi, penyakit hati (lever), serangan jantung, stroke, diabetes, hingga kanker.

Namun, jika dikonsumsi sehabis makan, ada dampak buruk yang ditimbulkan. Teh mengandung tanin dan polifenol (senyawa fenolik) yang dapat mengganggu penyerapan zat besi. Akibatnya, jika sering sekali mengkonsumsi teh, maka bisa meningkatkan risiko kekurangan zat besi dalam tubuh Anda.

Semakin kuat cita rasa tehnya, maka semakin besar efek teh untuk mengikat zat besi di dalam usus. Salah satu contohnya adalah teh hitam.

Teh hitam adalah jenis teh yang telah melewati serangkaian proses oksidasi lebih banyak sehingga menyebabkan warnanya menjadi lebih gelap dan memiliki cita rasa yang lebih kuat. Jenis teh ini juga tinggi akan kandungan polifenolnya.

Selain teh hitam, teh herbal, serta jenis minuman lainnya, seperti kakao (bubuk cokelat), espresso, dan kopi juga tidak baik dikonsumsi saat makan.

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."