4 Tipe Pola Asuh Orang Tua kepada Anak

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Ilustrasi ayah, ibu, dan anak. shutterstock.com

Ilustrasi ayah, ibu, dan anak. shutterstock.com

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Setiap orang tua menginginkan anaknya tumbuh dan berkembang dengan kondisi terbaik. Untuk mencapai tujuan itu, tak bisa dilepaskan dari gaya pola asuh atau parenting yang diterapkan kepada anak. Gaya parenting berperan penting dalam keluarga karena dapat berpengaruh pada kepribadian anak. Beragam pula gaya pola asuh yang ada di luar sana, tetapi semuanya mengharapkan yang terbaik untuk anak.

Berikut ini empat gaya parenting yang perlu kita ketahui bersama

1. Berwibawa (authoritative)

Dalam gaya parenting ini, orang tua mengasuh, mendukung, dan responsif terhadap anak namun sekaligus memberi batasan yang tegas. Di satu sisi, orang tua memberikan kasih sayang, namun di sisi lain mendorong anak untuk mandiri.

Orang tua mau mendengarkan sudut pandang anak meski tidak semua pendapat anak dapat diterima. Dengan gaya ini, orang tua berusaha mengendalikan perilaku anak dengan menjalankan aturan, berdiskusi, dan menggunakan nalar.

Anak yang dibesarkan dengan gaya pengasuhan ini cenderung ramah, bersemangat, ceria, dapat mengendalikan diri, memiliki rasa ingin tahu, kooperatif, tampak bahagia, lebih mandiri, dan mencapai kesuksesan akademik yang tinggi.

Selain itu, anak juga biasanya dapat berinteraksi dengan baik, memiliki keterampilan sosial yang bagus, memiliki kesehatan mental yang baik (lebih sedikit mengalami depresi, kecemasan, upaya bunuh diri, mengonsumsi alkohol, maupun penggunaan narkoba), dan tidak menunjukkan kekerasan.

2. Otoriter (authoritarian)

Meski namanya serupa, namun gaya parenting authoritarian dan authoritative memiliki perbedaan penting dalam pengasuhan anak. Pada gaya parenting ini, orang tua menuntut agar anak selalu patuh dan menurut. Selain itu, orang tua juga menerapkan disiplin keras dan hukuman untuk mengendalikan perilaku anak.

Umumnya, orang tua dengan gaya pengasuhan otoriter juga tidak responsif terhadap kebutuhan anak dan cenderung menghukum ketimbang mendidik.

Oleh sebab itu, anak dengan gaya pengasuhan otoriter ini cenderung tidak bahagia, kurang mandiri, tampak tidak aman, merasa rendah diri, menunjukkan banyak masalah dalam berperilaku, memiliki nilai akademis yang buruk, rentan terhadap masalah mental, dan cenderung memiliki masalah penggunaan narkoba.

Untuk parenting tipe ini dapat digabungkan dengan pemberian hadiah jika anak berkelakuan baik atau hadiah untuk kelakuan baik agar gaya otoriter tidak membosankan dan membuat anak jenuh

3. Permisif

Dalam pola asuh ini, orang tua akan bersikap hangat pada anak namun lemah terhadap keinginan anak. Orang tua juga cenderung memanjakan anak dan tidak suka mengatakan tidak atau mengecewakan anaknya.

Gaya pengasuhan permisif ini membuat orang tua hanya menetapkan sangat sedikit aturan dan batasan, bahkan bisa juga enggan untuk menegakkan aturan.

Oleh sebab itu, orang tua gagal dalam menetapkan batasan yang tegas, memantau kegiatan anak dengan cermat atau menuntun anak bersikap lebih dewasa.

Anak yang dibesarkan dengan pola asuh ini pun cenderung impulsif, pemberontak, tidak memiliki tujuan, mendominasi, agresif, dan tidak mandiri.

Selain itu, anak juga tidak bisa mengikuti aturan, memiliki kontrol diri yang buruk, memiliki kecenderungan egois, serta menghadapi lebih banyak masalah dalam hubungan dan interaksi sosial.

4. Cuek (uninvolved)

Dalam gaya pengasuhan ini, orang tua tidak responsif, tidak menetapkan batasan yang tegas pada anak, tidak peduli dengan kebutuhan anak, dan tidak terlibat dalam kehidupannya. Orang tua  cenderung memiliki masalah mental sendiri, seperti ibu depresi, korban pelecehan fisik atau pernah diabaikan juga ketika anak-anak.

Anak yang dibesarkan dengan parenting style ini cenderung merasa rendah diri, kurang percaya diri, dan mencari model peran lain untuk menggantikan orang tuanya yang lalai meski kadang tidak sesuai.

Selain itu, anak juga biasanya lebih impulsif, tidak bisa mengatur emosi sendiri, lebih sering nakal dan kecanduan, serta memiliki lebih banyak masalah mental.

Walaupun tipe parenting cuek, Anda tetap bisa menerapkan sikap bertanggung jawab kepada anak. Misalnya jika pekerjaan rumah tidak diselesaikan, maka jangan menonton TV.

SEHATQ

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."