Waspada Dampak Buruk Sharenting untuk Anak

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Ilustrasi Media Sosial. Kredit: Forbes

Ilustrasi Media Sosial. Kredit: Forbes

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Di tengah pesatnya kecanggihan teknologi, para orang tua bisa dengan mudahnya berbagi kebahagiaan tentang anak di media sosial. Mulai dari membagikan unggahan anak bisa berjalan, tersenyum atau sekadar muka lucunya saat tertidur. Bisa jadi tujuan berbagi di media sosial hanya untuk mengarsipkan momen atau mengabarkan kepada teman dan kerabat jauh. Namun, tahukah Anda bahwa membagikan aktivitas anak ternyata bisa berbahaya?

Berbagi kebahagiaan anak dan perkembangan anak di media sosial dikenal sebagai sharenting. Pola asuh sharenting adalah ketika orang tua terbiasa menyimpan atau membagikan segala sesuatu yang berhubungan dengan anak di media sosial. Mulai dari prestasi mereka hingga foto-foto aktivitas anak. 

Alexa K. Fox dan Mariea Grubbs Hoy dari University of Akron dan University of Tennessee, melakukan studi di media sosial tentang tren sharenting. Ia menemukan bahwa unggahan di media sosial banyak yang melebihi dari yang diperlukan. Misalnya membagikan lokasi, tanggal lahir, sekolah, hingga les yang diikuti. Hal ini tidak hanya membahayakan privasi, tetapi juga keamanan anak dan keluarga.

Studi yang dimuat di Journal of Public Policy and Marketing ini melibatkan para ibu. Mereka mengaku merasa rentan termasuk cara memandang diri sendiri setelah memiliki anak, tampilan tubuh, tanggung jawab sebagai ibu, juga kecemasan pasca-persalinan.

 

Para peneliti lalu menyimpulkan bahwa unggahan tentang pengalaman mereka dan berbagi informasi pribadi tentang diri sendiri dan anak-anak mereka berfungsi sebagai copingstrategy. Terutama yang berkaitan dengan mencari penegasan atau dukungan sosial atau bantuan dari stres, kecemasan, atau depresi orang tua.

Karena pola asuh ini bisa berdampak buruk, para peneliti merekomendasikan perlunya panduan untuk menjaga privasi online anak dan bagaimana orang tua perlu dididik tentang konsekuensi berbagi terlalu banyak informasi di Internet.

"Orang tua saat ini, banyak dari mereka yang tumbuh berbagi tentang kehidupan mereka sendiri di media sosial. Mungkin karena tidak memahami dampak penuh dan konsekuensi dari mengunggah informasi tentang anak-anak mereka,” tutur para peneliti, seperti dikutip dari laman Times of India.

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."