Stres dan Kecemasan Tidak Selalu Buruk, Pakar Ungkap Manfaatnya

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Mila Novita

google-image
Ilustrasi stres/bingung. Shutterstock.com

Ilustrasi stres/bingung. Shutterstock.com

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Stres dan cemas pada tingkat tertentu bisa membahayakan kesehatan. Dalam kondisi ini, seseorang yang mengalaminya harus segera mencari bantuan. Tapi tak selamanya stres dan cemas negatif. Pada tingkat yang moderat, stres dan kecemasan justru membantu seseorang memiliki kemampuan lebih baik.

Seorang penulis kolom reguler untuk The New York Times, Damour, mengatakan stres biasanya terjadi ketika seseorang berada di ujung kemampuannya, saat mereka memaksa diri melampaui batas.

"Sangat penting bagi psikolog untuk berbagi pengetahuan tentang stres dengan khalayak: bahwa stres diberikan dalam kehidupan sehari-hari, bahwa bekerja di ujung batas kemampuan kita kerap kali membangun kapasitas itu, " ujarnya.

Pada tingkat moderat, stres dapat dapat memiliki fungsi inokulasi yang membantu seseorang memiliki ketahanan lebih tinggi dari rata-rata ketika kita dihadapkan dengan kesulitan baru.

Demikian pula dengan kecemasan. Cemas juga dianggap sebagai sesuatu yang buruk, padahal tidak selalu demikian. "Seperti yang diketahui oleh semua psikolog, kecemasan adalah sistem alarm internal, yang kemungkinan diturunkan oleh evolusi, yang mengingatkan kita akan ancaman dari luar," katanya.

Menganggap kecemasan sebagai hal yang kadang membantu dan melindungi diri memungkinkan seseorang memanfaatkan perasaan itu dengan baik.

Damour lalu mencontohkan tentang seorang kliennya yang khawatir karena tes yang akan dijalani, sementara ia belum belajar. Damour pun mengatakan kepada kliennya bahwa kecemasan itu adalah reaksi yang tepat dan ia akan merasa lebih baik setelah membuka buku untuk belajar.

Namun, ia menekankan bahwa stres dan kecemasan bisa berbahaya. Stres dapat sampai ke tingkat tidak sehat jika kronis atau traumatis.

"Dengan kata lain, stres bisa berbahaya ketika melampaui level yang bisa diserap atau digunakan seseorang secara wajar untuk membangun kekuatan psikologisnya," tuturnya.

"Demikian juga dengan kecemasan, bisa menjadi tidak sehat ketika alarmnya tidak masuk akal. Kadang orang merasa selalu cemas tanpa alasan sama sekali. Di lain waktu, alarm sama sekali tidak sebanding dengan ancaman, seperti ketika seorang siswa mengalami serangan panik karena kuis kecil," katanya menjelaskan.

Namun, stres dan cemas yang tidak diobati dapat menyebabkan kesedihan yang terus menerus dan berkontribusi pada sejumlah gejala psikologis dan medis seperti depresi atau peningkatan risiko kardiovaskular.

Siapa pun yang dilanda stres harus dan jika mungkin mengambil tindakan untuk mengurangi stresnya atau mencari bantuan profesional terlatih untuk mempelajari manajemen stres.

Juga untuk manajemen kecemasan, beberapa orang menemukan cara mengatasi dengan menulis di buku yang membantu mengevaluasi dan menantang pemikiran tidak rasional mereka sendiri. Jika pendekatan itu tidak berhasil, sebaiknya berkonsultasi kepada profesional terlatih.

ANTARA 

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."