Konsep Piramida Makanan buat Pemakaian Gawai pada Anak, Yuk Coba

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Yayuk Widiyarti

google-image
Ilustrasi ibu mengawasi anaknya bermain gadget. shutterstock.com

Ilustrasi ibu mengawasi anaknya bermain gadget. shutterstock.com

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Penggunaan gawai secara berlebihan oleh anak berdampak buruk bagi kondisi fisik dan psikis. Namun, di era teknologi seperti sekarang orang tua sulit jika ingin benar-benar melarang anak menggunakan gawai secara total.

Bagaimanapun juga, ada hal-hal bermanfaat yang bisa diperoleh anak dari gawai. Seperti halnya makanan, jika mengonsumsi semua jenis makanan tanpa mempertimbangkan manfaat, takaran, dan waktu memakannya, maka makanan yang masuk bisa memberi dampak buruk bagi tubuh.

Kita harus memilah-milah mana yang baik untuk dikonsumsi dan tidak, juga mengatur seberapa banyak kebutuhan tubuh akan konsumsi jenis makanan tersebut. Untuk itu, para ahli membuat piramida makanan untuk memberi gambaran dalam mengatur pola konsumsi makanan yang tepat dan dibutuhkan tubuh.

Baca juga:
Psikolog: Anak Kecanduan Gawai Berarti Alami Gangguan Mental

Demikian pula dengan menu di gawai. Banyak fitur-fitur bermanfaat yang jika digunakan secara tepat dan waktu yang pas akan memberi manfaat bagi anak. Misalnya, fitur panggilan video untuk berkomunikasi dengan keluarga jauh, seperti nenek dan kakek, menyimpan dokumen materi pelajaran sekolah di Google Docs, atau aplikasi navigasi agar tidak tersasar di jalan.

Seperti halnya piramida makanan yang mengatur makanan apa saja yang boleh mendapatkan porsi paling besar hingga paling sedikit untuk dikonsumsi, konsep piramida makanan juga bisa diterpakan untuk menyaring fitur apa saja yang boleh sering digunakan dan apa saja yang harus sangat dibatasi untuk anak. Dengan konsep piramida makanan, seperti inilah idealnya penggunaan fitur di gawai untuk anak.

#Hanya boleh sesekali saja
- Bermain gawai sebelum tidur. Cahaya biru yang dipancarkan gawai akan menghalangi produksi hormon melatonin yang akan mengganggu tidur. Kalaupun anak tertidur setelah bermain gawai, itu karena tubuhnya kelelahan sehingga sangat tidak dianjurkan.

- Latar televisi di ruang bermain atau kamar tidur. Terlalu sering terpapar televisi dapat meningkatkan risiko keterlambatan bicara, stunting, dan perkembangan bahasa yang terganggu.

- Bermain gawai saat makan. Kebiasaan makan sambil menonton gawai berkaitan dengan obesitas serta terhambatnya kemampuan sosial dan bahasa pada anak.

Ilustrasi anak dan gadget. Shutterstock.com

Gunakan seperlunya
-YouTube. Harus dengan pengawasan orang tua dan menggunakan pengaturan mode terbatas untuk menghindari risiko anak terpapar konten video yang mengandung unsur kekerasan dan pornografi.

- Gim video yang mengandung kekerasan. Merupakan sebuah dilema bagi anak laki-laki karena yang tidak memainkan gim  yang menampilkan tembak-tembakan dilaporkan banyak yang mengalami pengucilan. Padahal, permainan yang mengandung unsur kekerasan sangat berkaitan dengan perilaku agresi yang ditunjukkan anak. Karenanya, pendampingan dan pembatasan waktu bermain harus sangat diperhatikan.

-Media sosial. Sulit menghindari media sosial dari remaja dan anak-anak karena mereka menggunakan aplikasi ini agar terhubung dengan teman-teman dan dunia pergaulan. Di sisi lain, penggunaan medsos juga membuat remaja berisiko mengalami kecemasan dan depresi. Awasi secara ketat sepak terjang anak di media sosial.

Boleh digunakan secara longgar
-E-book interaktif. Banyak buku elektronik interaktif dengan tombol-tombol yang mengeluarkan suara dapat meningkatkan minat anak terhadap buku.

-Gim video ketangkasan. Permainan gim video dengan konsol yang membuat anak tetap bergerak aktif seperti Wii atau permainan virtual reality lebih baik karena membuat tubuh tetap berkeringat ketimbang permainan yang membuat anak duduk pasif.

-Panggilan video untuk menghubungi keluarga. Karena anak berusia di bawah 2 tahun belum mampu memahami huruf dan berkata-kata dengan lancar, maka cara berkomunikasi dengan video bisa menjadi alternatif cara berkomunikasi jarak jauh. Akademi Pediatri Amerika memperbolehkan anak menggunakan fitur panggilan video sejak berusia 18 bulan, tentunya dengan pendampingan orang tua.

Artikel lain:
Tak Ada Kata Terlambat Batasi Anak Bermain Gawai, Ini Saran Pakar

 

Boleh digunakan secara bebas
-Aplikasi kreatif seperti untuk menggambar, menyunting video, merekam gambar, atau merekam suara boleh digunakan dengan intensitas sering karna akan membantu mengasah kreativitas anak.

-Pemutar lagu, audiobook, dan podcast. Fitur-fitur ini bisa dinikmati anak hanya dengan mendengarkan audio namun bermanfaat untuk memicu anak bergerak seperti menari, bernyanyi, juga bermanfaat untuk meningkatkan kreativitas, perkembangan bahasa, dan meningkatkan suasana hati.

AURA

 

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."