Tak Ada Kata Terlambat Batasi Anak Bermain Gawai, Ini Saran Pakar

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Yayuk Widiyarti

google-image
Ilustrasi anak dan orang tua bermain gadget. itechgadget.com

Ilustrasi anak dan orang tua bermain gadget. itechgadget.com

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Screen time atau waktu penggunaan gawai di kalangan anak-anak telah menjadi subjek banyak penelitian, terutama karena saat ini semakin banyak anak kecil menggunakan ponsel dan tablet dalam durasi waktu lama setiap hari. Akademi Pediatri Amerika telah memberikan pedoman kepada orang tua untuk membuat batasan waktu penggunaan gawai tidak lebih dari satu jam per hari bagi anak usia 2-5 tahun.

Penelitian terbaru yang dimuat dalam jurnal ilmu pengetahuan dan medis PLOS ONE menyebutkan anak usia 5 tahun yang menghabiskan waktu lebih dari dua jam sehari di depan layar ponsel atau tablet mungkin akan mendapatkan risiko mengalami masalah gangguan perhatian.

Baca juga:

Madonna Menyesal Berikan Anak Gawai di Usia Belia, Ini Alasannya

Dibandingkan dengan anak-anak seusianya yang menghabiskan waktu tidak lebih dari setengah jam di depan layar setiap hari, anak berusia 5 tahun yang menatap layar gawai lebih dari 2 jam sehari mendapatkan risiko enam kali lebih tinggi mengalami masalah gangguan perhatian yang signifikan. Mereka juga hampir delapan kali lipat lebih berisiko mempunyai gejala-gejala ADHD (attention deficit hyperactivity disorder).

Penemuan ini tidak membuktikan bahwa memandang layar adalah hal yang harus disalahkan, kata Dr. Piush Mandhane, peneliti senior yang juga profesor di Universitas Alberta, Kanada. “Namun 2 jam lebih waktu menatap layar dalam sehari jelas berlebihan. Dan itu sesuatu yang bisa ditindaklanjuti orang tua,” kata Mandane.

Artikel lain:
Psikolog: Anak Kecanduan Gawai Berarti Alami Gangguan Mental

Mandane menekankan anak-anak usia sekolah, secara spesifik anak usia 5 tahun butuh lebih banyak kegiatan fisik di luar ruangan. “Anak-anak yang banyak melakukan kegiatan fisik secara teratur mempunyai risiko yang lebih rendah pada masalah gangguan perhatian,” kata Mandane.

Kendati anak-anak sudah masuk dalam kategori kebablasan dalam menggunakan gawai, Mandane memastikan, “Tidak ada kata terlambat untuk membuat perencanaan waktu menggunakan gawai untuk anak-anak. Semakin sedikit, semakin baik,” tegasnya.

AURA

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."