6 Hal yang Menandakan Orang Tua Overparenting

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Yunia Pratiwi

google-image
Ilustrasi orang tua menasehati anak. howng.com

Ilustrasi orang tua menasehati anak. howng.com

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Orang tua yang berperan aktif dalam kehidupan anak dapat meningkatkan kepercayaan diri anak, membangun ikatan yang lebih erat antara orang tua dan anak, dan meningkatkan peluang anak menjadi orang dewasa yang sukses. Namun, hal ini tentu ada batasannya, antara orang tua yang terlibat aktif pada kehidupan anak dengan orang tua yang overparenting.

Baca juga: Psikolog Ingatkan Pentingnya Merajut Kerekatan Orang Tua dan Anak

Orang tua kadang tidak menyadari bahwa cara mereka memperlakukan anak sudah masuk dalam kategori overparenting. Sebuah survei yang dilakukan terhadap 128 orang psikolog dan konselor Australia mencoba merinci untuk membantu memberikan gambaran sejauh mana tindakan yang bisa masuk dalam kategori overparenting.

 

Anda mungkin termasuk orang tua yang overparenting jika pernah melakukan setidaknya satu dari tindakan berikut ini.

1. Memotongkan makanan untuk anak berusia sepuluh tahun.

2. Membawakan bekal makanan khusus untuk anak usia 16 tahun yang akan pergi ke pesta bersama teman-temannya karena tahu anaknya pemilih makanan.

3. Tidak membiarkan anak berusia 17 tahun ketinggalan bus atau kereta ke sekolah.

4. Terus-terusan mendesak sekolah untuk memastikan bahwa anaknya berada di kelas tertentu di tahun ajaran berikutnya.

5. Bergegas ke sekolah untuk mengantarkan barang anak yang tertinggal di rumah seperti bekal makan siang, tugas, atau seragam sekolah.

6. Orang tua yang meyakini bahwa tidak peduli seberapa besar usahanya, anak-anak mereka harus diberikan hadiah.

Simak juga:

Psikolog Ingatkan Pentingnya Merajut Kerekatan Orang Tua dan Anak

3 Hal yang Harus Dilakukan Orang Tua saat Anak Mengenal Gadget

AURA

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."