Ayo Tumbuhkan Kepercayaan Diri Anak dengan 5 Cara Berikut

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Yayuk Widiyarti

google-image
Ilustrasi keluarga bahagia

Ilustrasi keluarga bahagia

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Kita sering mendengar nasihat "Jadilah dirimu sendiri". Meski terdengar sederhana, terkadang menjadi diri sendiri lebih mudah dikatakan dari dilakukan. Faktanya, banyak faktor yang membuat seseorang sulit menunjukkan jati dirinya sendiri dan mudah terpengaruh orang lain. 

Ketika Anda sudah berada di posisi orang tua, nasihat "Jadilah diri sendiri" kini ditujukan kepada anak. Meski tahu lebih mudah mengucapkan daripada menjalankan, Anda tetap bisa mendorong anak untuk percaya terhadap dirinya sendiri dan tidak mudah terpengaruh orang lain. 

Dr. Kathleen Hipke dan Britt Coolman, psikolog dan terapis dari rumah sakit SSM Health di Missouri, Amerika Serikat, meyakinkan bahwa orang tua dan pengasuh bisa membantu anak agar percaya diri dan menjadi dirinya sendiri melalui berbagai stimulasi. 

Baca juga:
Manfaat Jangka Panjang Anak Sering Bereksplorasi di Alam Bebas
Anak Balita Sering Berlaku Agresif, Normal atau Tidak?

Menurut Hipke dan Coolman, ada lima cara yang bisa dilakukan orang tua dan pengasuh anak untuk mendorong anak menjadi dirinya sendiri.

#Mengamati
Hal sederhana seperti mengamati apa yang dilakukan anak dan menunjukkan pada mereka bahwa Anda tertarik dengan apa yang mereka lakukan akan meningkatkan kepercayaan diri anak. 

"Untuk anak-anak yang masih kecil, amati dan berikan komentar tentang apa yang Anda lihat ketika anak sedang bermain dengan menggunakan imajinasi mereka," terang Hipke. "Sedangkan untuk anak yang sudah lebih besar, buat mereka menyadari bahwa Anda memberikan perhatian khusus terhadap keberadaan dan kesejahteraan mereka."

Dengan mengamati secara serius apa yang dilakukan anak, Anda bisa menjadi satu frekuensi ketika bicara dengan anak. Anak akan percaya diri dengan apa yang dilakukan karena ada orang yang merespons dengan positif apa yang mereka lakukan dan katakan.

#Mendengarkan
Ada orang tua yang merasa paling bijak dan paling benar, sehingga tidak mau mendengarkan pendapat anak. Padahal, sebagai orang tua Anda juga dituntut untuk mau mendengarkan. Ketika anak merasa didengarkan, mereka menjadi lebih percaya diri untuk mengungkapkan pemikiran dan perspektif mengenai banyak hal. Bahkan, jika Anda merasa ada beberapa hal dari pemikiran anak yang tidak benar, dengarkanlah pendapat mereka dulu, baru memberikan pandangan.  

Ilustrasi anak percaya diri. shutterstock.com

#Jangan malu belajar
Meski posisi sebagai orang tua bukan berarti Anda tidak boleh belajar hal-hal baru dan baik dari anak. Setelah menjadi pendengar yang baik, jadilah orang yang terbuka dan mau belajar dari anak. Anak akan terdorong untuk percaya diri jika mereka dipercaya untuk mengajarkan sesuatu pada orang lain. Misalnya, mintalah anak menjelaskan buku cerita favorit mereka dan apa yang membuat cerita tersebut menarik. Tidak hanya buku, Anda bisa menggunakan media film, musik, bahkan makanan. 

#Bebaskan anak memilih
Sebagai orang tua, Anda mungkin mempunyai harapan tersendiri mengenai bagaimana masa depan anak kelak. Namun, ketika harapan tidak sejalan dengan keinginan anak, orang tua harus bisa berkompromi dan tidak keras kepala. Sikap orang tua yang tidak memberikan anak kebebasan untuk memilih membuat mereka takut untuk bersikap dan sulit menjadi dirinya sendiri.

Biarkan anak memilih apa yang mereka sukai dalam semua hal. Sebagai orang tua, tugas Anda adalah mengarahkan, bukan menentukan. Dengan keleluasaan untuk menentukan apa yang mereka inginkan, anak akan semakin percaya diri dan bertanggung jawab dengan apa yang mereka lakukan sehingga tidak mudah terpengaruh orang lain. 

#Berikan contoh
Anak adalah peniru ulung sehingga apapun yang Anda lakukan, itulah yang akan sangat mempengaruhi kehidupan anak. Semua nasihat dan stimulasi tidak ada gunanya jika Anda tidak menunjukkan sikap yang sejalan. Maka, ketika ingin anak menjadi dirinya sendiri dan tidak mudah terpengaruh orang lain, Anda pun harus memberi contoh serupa. 

"Jika mempertahankan karakteristik unik yang Anda miliki, anak akan menyadarinya. Ini membuat mereka akan melakukan hal yang sama ketika mereka tumbuh besar," tandas Coolman. 

AURA

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."