Kiat Mencegah Anak Menjadi Pelaku Kekerasan

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Yayuk Widiyarti

google-image
Ilustrasi kekerasan pada anak. momtastic.com

Ilustrasi kekerasan pada anak. momtastic.com

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Kekerasan bisa muncul akibat pengaruh lingkungan yang tidak kondusif dan akan menjadi lingkaran setan. Anak yang tumbuh dengan menyaksikan kekerasan kemungkinan untuk melakukan kekerasan semakin besar.

“Kekerasan menciptakan perasaan malu, terhina, dan tidak aman. Agar anak terhindar dari paparan kekerasan, Anda harus menciptakan situasi sebaliknya. Pastikan mereka merasa nyaman, terkoneksi, dan merasa dihargai di rumah,” ujar Dr. Lisa Firestone, Direktur Penelitian dan Pendidikan di Asosiasi Glendon, organisasi nirlaba yang fokus ke penanganan masalah kesehatan mental di Amerika Serikat.

Artikel lain:
Kekerasan Terhadap Perempuan, Perhatikan Hal Berikut

Firestone lalu mengungkapkan salah satu cara sederhana agar anak tidak menjadi pelaku kekerasan di luar rumah. Tidak hanya anak-anak, orang tua akan melakukan tindakan aneh untuk menarik perhatian jika merasa diabaikan. Pada remaja, tindak kekerasan bisa jadi salah satu bentuk mencari perhatian dari orang dewasa.

Maka penting meluangkan waktu kapan saja anak membutuhkan, tidak harus waktu khusus, agar anak tahu orang tua selalu ada dan memperhatikan mereka. Tidak hanya kekerasan terhadap anak yang patut diwaspadai tapi juga kemungkinan anak menjadi pelaku kekerasan itu sendiri.

Firestone menjelaskan kemampuan berbuat kekerasan merupakan hasil kombinasi faktor biologis, sosial, dan psikososial yang diperoleh dari lingkungan.

Ilustrasi kekerasan pada anak. youtube.com

“Kekerasan melibatkan interaksi nyata antara faktor genetik dan lingkungan. Kita mungkin tidak dapat mengubah DNA yang diturunkan kepada anak, namun kita bisa mempengaruhi bagaimana DNA ini diekspresikan dengan menciptakan lingkungan yang baik,” urainya.

Ia mengungkapkan salah satu cara sederhana agar anak tidak menjadi pelaku kekerasan di luar rumah. Salah satunya dengan memompa rasa percaya diri anak, yakni dengan memuji atau mengakui setiap perbuatan baik dan pencapaian anak. Dengan demikian, anak merasa dirinya berharga dan selanjutnya tidak segan melontarkan pujian kepada anak lain.

Baca juga:
Lakukan 3 Hal Jika Pacar Mulai Lakukan Kekerasan

Memberikan hukuman fisik akan meninggalkan trauma sekaligus contoh buruk. Anak-anak yang sering mendapat hukuman berupa kekerasan fisik lama-lama kebal, terbiasa, kemudian menganggap kekerasan hal yang wajar.

Anda dapat menghukum dengan cara lain, misalnya mencabut hak untuk bermain gawai selama periode tertentu atau mengurangi waktu bermain di luar rumah. Sebelumnya, jelaskan kepada anak mengapa kebijakan ini diterapkan.

AURA

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."