3 Mitos tentang Pernikahan yang Harus Kamu Ketahui Faktanya

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Yunia Pratiwi

google-image
Ilustrasi pernikahan. (Pixabay.com)

Ilustrasi pernikahan. (Pixabay.com)

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Beberapa mitos pernikahan berasal dari budaya pop, televisi, atau dari keluarga dan teman-teman dekat. Namun, banyak orang yang menganggapnya sebagai fakta. 

Baca juga: Nikmatnya Pernikahan Versi Kartika Putri

Tak jarang saat mempercayai mitos bisa merusak hubungan dengan pasanagn. Sebab itu, sangat penting untuk mengetahui fakta-fakta mengenai berbagai mitos yang ada seputar pernikahan. Mengutip laman Psych Central, Jazmin Moral, seorang psikoterapis yang berspesialisasi untuk pasangan, dan Keith Miller, seorang terapis pasangan, menjelaskan mengenai mitos-mitos seputar pernikahan dan faktanya.

#1. Mitos bahwa suami secara otomatis akan tahu apa yang harus dikatakan dan dilakukan untuk membuat Anda bahagia.

"Ada ketakutan bahwa jika Anda harus meminta sesuatu maka itu tidak 'dihitung' atau itu tidak bermakna," kata Jazmin Moral. Banyak mitos yang mengatakan kalau pasangan sejati yang memang cocok untuk Anda akan langsung mengetahui keinginan Anda. Faktanya, pasangan tidak bisa membaca pikiran, dan itu bukan suatu hal yang buruk. Anda harus bisa mengomunikasikan kebutuhan dan keinginan Anda ke pasangan dan tidak berharap suami secara otomatis akan tahu apa yang harus dikatakan dan dilakukan.

#2. Mitos pasangan yang bahagia harus melakukan semuanya bersama
Walaupun menghabiskan waktu bersama memang menjadi suatu hal yang positif untuk pasangan. Faktanya, Anda juga harus memiliki waktu untuk melakukan hal-hal untuk Anda sendiri. Terutama jika dipaksa untuk melakukan hal-hal yang tidak disukai atau tidak boleh melakukan suatu hal yang disukai, karena pasangan tidak ingin melakukannya, hal tersebut bisa merusak hubungan dengan pasangan. Anda tidak harus melakukan semua hal bersama untuk menjadi pasangan yang bahagia.

#3. Mitos bahwa memiliki anak membuat pasangan menjadi lebih dekat
Memiliki anak dapat memperdalam pemahaman pasangan satu sama lain dan keintiman mereka. Tetapi memiliki anak juga bisa meningkatkan atau menunjukkan berbagai masalah tersembunyi. Keith Miller menunjukkan kalau pasangan bisa saja tidak setuju dengan gaya pengasuhan satu sama lain. Satu pasangan mungkin berpikir yang lain terlalu permisif, sementara pasangan itu bersumpah mereka terlalu membatasi. Faktanya, karena kebanyakan orang tua memiliki naluri alami untuk melindungi anak-anak mereka, mereka malah akan menyerang pasangan mereka.

ASTARI PINASTHIKA SAROSA

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."