Advertisement
Advertisement
Advertisement

Frekuensi Bercinta Seminggu Dua Kali Tak Menjamin Hangatnya Pernikahan, Lalu Apa?

foto-reporter

Reporter

google-image
Ilustrasi berciuman. Shutterstock

Ilustrasi berciuman. Shutterstock

Advertisement

CANTIKA.COM, Jakarta - Banyak pasangan percaya bahwa ada “rumus ajaib” dalam hubungan, yakni frekuensi bercinta atau berhubungan seksual dua kali seminggu untuk menjaga pernikahan tetap harmonis. Namun, kenyataannya tidak sesederhana itu. Keintiman emosional dan fisik bukan soal angka, melainkan soal koneksi.

Penelitian memang menunjukkan pasangan yang bahagia biasanya bercinta dua hingga tiga kali dalam seminggu. Tapi, memaksa pasangan yang memiliki libido berbeda untuk mengikuti jadwal tertentu justru bisa menjadi bumerang. Alih-alih mempererat hubungan atau pernikahan, hal ini sering menambah tekanan dan jarak emosional.

Faktanya, tidak ada standar tunggal tentang seberapa sering pasangan harus berhubungan intim. Beberapa pasangan mungkin merasa bahagia dengan keintiman yang intens sebulan sekali, sementara yang lain menikmati frekuensi lebih sering. Intinya, yang terpenting adalah kualitas, bukan kuantitas.

Perbedaan Cara Pandang Laki-laki dan perempuan

Debra Smouse, Life Coach, menekankan bahwa sebelum membahas soal frekuensi seks, pasangan perlu memahami alasan yang lebih dalam. Menurutnya, laki-laki dan perempuan kerap memiliki kebutuhan berbeda terkait keintiman.

Pria seringkali membutuhkan keintiman fisik untuk merasa terkoneksi. Di masyarakat, mereka terbiasa ditekan untuk “tidak boleh lemah” atau “tidak boleh menangis.” Seks memberi ruang bagi pria untuk kembali merasakan emosi, melepaskan beban, dan merasa dicintai.

Perempuan di sisi lain, cenderung membutuhkan rasa aman dan koneksi emosional sebelum siap membuka diri secara fisik. Mereka lebih nyaman ketika ada komunikasi, rasa percaya, dan keterhubungan batin yang kuat terlebih dahulu. Inilah sebabnya perbedaan kebutuhan sering menciptakan ketidakseimbangan libido dalam pernikahan.

Bahaya Menahan Keintiman

Seringkali, salah satu pasangan “menahan” keintiman sebagai bentuk kendali dalam hubungan. Padahal, hal ini justru merusak fondasi kepercayaan. Keintiman yang sehat seharusnya menjadi ruang aman, bukan senjata untuk menghukum atau memberi imbalan.

Tanpa keintiman yang tulus, baik fisik maupun emosional, hubungan rentan kehilangan kedekatan dan kehangatan. Apa yang Bisa Dilakukan?

Solusinya bukan memaksakan jadwal bercinta dua kali seminggu, melainkan membangun koneksi yang lebih dalam. Cobalah:

1. Membuka diri terhadap ajakan pasangan tanpa langsung menolak atau menghitung frekuensinya.

2. Menciptakan momen spontan untuk keintiman, sekecil apapun itu.

3. Memberikan kelembutan, sentuhan, dan komunikasi yang jujur.

4. Melepaskan kontrol, lalu menerima cinta dan kenikmatan dengan tulus.

5. Kualitas Lebih Penting dari Kuantitas. 

Keintiman bukan soal angka, melainkan cara pasangan saling hadir, mendukung, dan menerima satu sama lain. Seks dua kali seminggu tidak otomatis menyelamatkan pernikahan, tetapi keintiman yang penuh cinta, rasa aman, dan keterhubungan emosional akan membuat hubungan jauh lebih kokoh dan membahagiakan.

Pilihan Editor: Tips Menghadirkan Keintiman dalam Bercinta, Saling Terbuka jadi Kunci

YOUR TANGO 

Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi Terkini Gaya Hidup Cewek Y dan Z di Instagram dan TikTok Cantika.

Advertisement

Recommended Article

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."
Advertisement