Miss Universe 2018: Sindiran, Pidato Kacau, dan Transgender

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Rini Kustiani

google-image
Miss Filipina, Catriona Gray diberikan selamat oleh kontestan lainnya setelah dinobatkan menjadi pemenang Miss Universe 2018 di Bangkok, Thailand, 17 Desember 2018. REUTERS/Athit Perawongmetha

Miss Filipina, Catriona Gray diberikan selamat oleh kontestan lainnya setelah dinobatkan menjadi pemenang Miss Universe 2018 di Bangkok, Thailand, 17 Desember 2018. REUTERS/Athit Perawongmetha

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Puncak acara Miss Universe 2018 sudah berakhir. Peserta asal Filipina, Catriona Gray berhasil memenangkan kontes dan mengalahkan 94 peserta lainnya.

Baca: Miss Filipina Catriona Gray Jadi Miss Universe 2018

Kemenangan Vatriona Gray sebagai Miss Universe 2018 bukan satu-satunya momentum menarik yang terjadi di acara tersebut. Mengutip laman USA Today, ada beberapa hal yang memantik tawa, heran, sampai iba terhadap para kontestan Miss Universe dan pembawa acaranya. Berikut ini rinciannya:

1. Steve Harvey
Steve Harvey kembali dipercaya menjadi pembawa acara ajang Miss Universe 2018. Meski sempat melakukan kesalahan saat membacakan nama pemenang Miss Universe 2015, Steve Harvey tampaknya tak melupakan kejadian itu.

Ketika memperkenalkan 20 kontestan teratas Miss Universe 2018, Steve Harvey meminta saran kepada rekan sesama pembawa acara Miss Costa Rica Natalia Carvajal yang juga pembawa acara televisi di negaranya. Kepada Carvajal, Harvey bertanya bagaimana cara memandu acara yang baik.

Mendengar pertanyaan itu, Natalia Carvajal justru memberi jawaban sekaligus menggoda Steve Harvey. "Jika mereka memberimu amplop yang sangat penting, bacalah dulu dengan seksama," ucap Carjaval yang disambut tawa pentonton. Harvey kemudian menjawab, "tentu kesalahan itu tak bisa dibiarkan."

2. Sejarah baru Miss Universe
Miss Spanyol Angela Ponce mengukir sejarah karena menjadi transgender pertama dalam ajang Miss Universe. Kendati dia tidak masuk 20 besar, Ponce mengatakan dia sudah menjadi pemenang. "Saya tidak perlu memenangkan Miss Universe," katanya dalam video tentang perjalanannya menemukan dirinya yang asli. "Aku hanya perlu berada di sini."

Baca juga:
Miss Universe 2018, Miss Kamboja Dibully: Aku Bicara Bahasa Cinta

3. Kontestan lupa pidatonya
Miss Jamaica Emily Maddison sepertinya tidak bisa melihat deretan kalimat pada teleprompter saat dia menceritakan tentang profilnya di atas panggung. Maddison terlihat menyipitkan matanya sambil berusaha membaca kata-kata yang harus diucapkan.

Dia berhenti sebentar sambil mengucapkan "awh". Banyak orang yang memberinya semangat untuk terus menyampaikan pidatonya. Emily Maddioson tidak berhasil mencapai 10 besar. Tapi pengguna media sosial menganggap dia berhasil mengatasi situasi yang sulit ketika alat teleprompter tidak bekerja dengan baik saat pidato.

4. Kontestan hampir jatuh
Miss Afrika Selatan Tamaryn Green dan Miss Nepal Manita Devkota tersandung saat menampilkan gaun malam. Tamara Green mengenakan gaun perak yang mewah dengan belahan setinggi paha. Green berusaha berjalan perlahan di atas panggung. Tapi tumitnya tersangkut di gaun. Dia berhenti sejenak untuk membenahi busananya dan berhasil melangkah lagi dengan penuh percaya diri.

Adapun Miss Nepal, Manita Devkota memakai gaun ombre asimetris putih dan oranye yang indah. Meski gaunnya tersangkut di sepatu dan sempat terhuyung ke ujung panggung, dia tetap terlihat tenang.

5. Miss Filipina Catriona Gray
Miss Filipina Catriona Grey dinobatkan sebagai Miss Universe 2018. Dia adalah orang Filipina keempat yang memenangkan mahkota itu. Artikel terkait: Ini Kali Pertama Juri Miss Universe 2018 Perempuan Semua

Gray selalu berada di urutan terdepan dalam kompetisi tersebut. Tetapi jawabannya untuk pertanyaan terakhir menjadi penentuannya. Tiga kontestan teratas mendapatkan pertanyaan yang sama, "pelajaran terpenting apa yang telah didapat dalam hidup dan bagaimana Anda akan menerapkannya jika menjadi Miss Universe?"

Catriona Gray menjawab pertanyaan itu dengan cara yang tepat. Dia menceritakan pengalamannya menjelajahi perkampungan-perkampungan miskin dan kumuh di Filipina. Dia begitu terpesona dengan masyarakat di sana, terutama anak-anak yang tetap tersenyum meski menghadapi segala keterbatasan. "Dari mereka saya belajar bersyukur dan senyum di wajah anak-anak itu begitu menginspirasi," ucap Catriona Gray.

ASTARI PINASTHIKA SAROSA

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."