Advertisement
Advertisement
Advertisement

Nadeen Ayoub Catat Sejarah, Wakili Palestina Ikut Miss Universe 2025

foto-reporter

Reporter

google-image
Nadeen Ayoub, kontestan dari Palestina di ajang Miss Universe Indonesia 2025/Foto: Instagram/Nadeen Ayoub

Nadeen Ayoub, kontestan dari Palestina di ajang Miss Universe Indonesia 2025/Foto: Instagram/Nadeen Ayoub

Advertisement

CANTIKA.COM, Jakarta - Kecantikan Miss Universe dunia oleh ratu kecantikan Nadeen Ayoub. Momen penting ini menandai tonggak penting dalam pengakuan internasional terhadap Palestina dan berlangsung di tengah perhatian global yang terus berlanjut terhadap kawasan tersebut.

Nadeen Ayoub, baru-baru ini dinobatkan sebagai Miss Universe Palestina pertama, mengukir sejarah dengan menjadi perempuan Palestina pertama yang berkompetisi dalam kompetisi internasional bergengsi ini. Miss Universe Organization (MUO) mengonfirmasi keikutsertaannya dalam kontes Miss Universe ke-74 yang dijadwalkan pada 21 November 2025 di Bangkok, Thailand , di mana ia akan berkompetisi bersama para kontestan dari lebih dari 130 negara.

MUO menekankan kebanggaannya dalam menyambut Ayoub, dengan menyebutnya sebagai “seorang advokat dan model terkemuka yang berasal dari Palestina” yang mencerminkan misi organisasi ini dalam hal keberagaman, pertukaran budaya, dan pemberdayaan perempuan.

Dalam pesan yang menyentuh hati di Instagram, ia berbagi, "Untuk pertama kalinya, Palestina akan diwakili di Miss Universe. Saya menyuarakan suara rakyat yang menolak untuk dibungkam... Kami lebih dari sekadar penderitaan kami, sebab kami adalah ketangguhan, harapan, dan detak jantung tanah air yang terus ada dalam diri kami."

Latar Belakang Pendidikan dan Kegiatan Sosial

Perjalanan perempuan 27 tahun ini sungguh luar biasa. Ia dinobatkan sebagai Miss Palestine pada tahun 2022 dan pada tahun yang sama berkompetisi di Miss Earth, di mana ia menjadi finalis lima besar—pertama dari negaranya yang mencapai level tersebut. Berasal dari Ramallah, ia juga menghabiskan waktu antara Dubai dan Amman. Dengan gelar di bidang sastra dan psikologi, ia adalah pelatih kesehatan dan nutrisi bersertifikat dan mendirikan Olive Green Academy, yang mempromosikan keberlanjutan.

Di luar kontes kecantikan, Ayoub bekerja dengan Sayidat Falasteen , sebuah inisiatif filantropi yang bertujuan memberdayakan wanita Palestina dengan berbagi kisah dan meningkatkan kontribusi mereka baik secara lokal maupun di diaspora.

Tantangan Nadeen Ayoub

Perjalanan menuju Miss Universe penuh tantangan. Akibat konflik berkepanjangan di Gaza dan Palestina yang lebih luas, rencana partisipasi sebelumnya ditunda karena Ayoub lebih memprioritaskan peningkatan kesadaran pada krisis kemanusiaan daripada berkompetisi. Meskipun demikian, organisasi Miss Palestina berssama pendukung global telah bersatu mempersiapkannya. 

Meskipun sumber daya terbatas dibandingkan dengan delegasi yang lebih besar, Ayoub telah membentuk tim yang kuat untuk mendukungnya. Ia berencana untuk menunjukkan identitas Palestina di panggung dunia melalui pilihan busananya, berkolaborasi dengan desainer lokal Palestina dan talenta internasional. 

Keputusan untuk secara resmi mengikutsertakan kontestan Palestina merupakan langkah simbolis di tengah situasi geopolitik yang menegangkan. Sejak pecahnya konflik di Gaza pada Oktober 2023, lebih dari 62.000 orang telah tewas menurut Kementerian Kesehatan Palestina, termasuk banyak perempuan dan anak-anak. Pengakuan internasional atas kenegaraan Palestina pun semakin meningkat, dengan lebih dari 145 negara mendukung pengakuan tersebut. 

Kehadiran Ayoub di Miss Universe menawarkan platform tidak hanya untuk representasi budaya tetapi juga untuk menarik perhatian global terhadap isu-isu mendesak ini melalui perspektif pemberdayaan perempuan dan ketahanan manusia.

Pilihan Editor: Potret Logina Salah, Finalis Miss Universe yang Memiliki Vitiligo

INDIA TIMES 

Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi Terkini Gaya Hidup Cewek Y dan Z di Instagram dan TikTok Cantika.

Advertisement

Recommended Article

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."
Advertisement