Pantau Aktivitas Anak di Media Sosial, Pahami f-Insta dan r-Insta

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Rini Kustiani

google-image
Ilustrasi bermain sosial media di ponsel. Shutterstock.com

Ilustrasi bermain sosial media di ponsel. Shutterstock.com

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Rata-rata remaja menghabiskan waktu hampir 9 jam per hari untuk mengakses internet. Dari 9 jam itu, sebanyak 30 persen digunakan di ranah media sosial.

Baca: Jangan Ikuti 8 Tipe Orang Berikut di Media Sosial

Perilaku menggunakan media sosial pada remaja dan orang dewasa memang berbeda. Orang dewasa menghabiskan waktu 2 hingga 5 jam sehari untuk mengakses internet, termasuk media sosial.

Informasi tadi diperoleh dari data yang dirilis situs web Socialmediatoday pada 2017. Selain menunjukkan durasi penggunaan internet, situs tersebut juga memaparkan apa saja yang disembunyikan para remaja dari orang tua mereka di media sosial. Berikut ini pengakuan beberapa remaja tentang kehidupan kedua mereka di media soaial.

"Saya tetap bermain media sosial sampai jam 2 pagi setiap hari," tulis seorang siswa.

"Kau bisa mengirim foto telanjang, jual beli narkoba, membuat kata sandi untuk mengunci foto-foto dan status teks," tulis siswa lainnya.

"Saya menyumpahi dan mencaci maki semua orang. Saya mendapat kiriman foto telanjang dari cowok yang tidak saya kenal," tulis seorang siswa.

"Akun palsu saya bisa membuat saya mengekspresikan diri dan meluapkan frustrasi," tulis siswa lainnya.

Selain pengakuan tadi, sebagian besar remaja ternyata membuat akun Instagram asli dan palsu untuk menyamarkan identitas mereka di dunia maya. Dari situ muncul istilah f-Insta alias fake Instagram atau akun Instagram palsu dan r-Insta yang merujuk pada real Instagram atau akun Instagram asli. F-Insta dan r-Insta merupakan dua dunia yang memungkinkan remaja menjadi dua pribadi berbeda.

Artikel terkait:
Sebab Suka Komentar Negatif ke Orang Lain tapi Tak ke Orang Dekat

Psikolog dari Universitas Brigham Young, Utah, Amerika Serikat, Lee Essig Thunnel, mengatakan akun asli dan palsu ini dibuat sebagai salurah untuk mengeluarkan emosi negatif. "Ketika stres, kecewa, atau sedih, mereka meluapkan perasaan untuk membuang emosi negatif. Ketika mereka merasa lega setelah meluapkannya di media sosial, hal itu menjadi awal dari perilaku kecanduan," kata Thunnel.

Lantas bagaimana cara mengidentifikasi seorang remaja memiliki f-Insta an r-Insta? Thunnel mengatakan, perhatikan akun yang kamu ketahui atau biasanya r-Insta. Jika remaja tersebut terbilang aktif di media sosial namun tiba-tiba tak mengunggah informasi baru dalam periode tertentu, bisa jadi dia sedang menyembunyikan sesuatu dan mengunggahnya di f-Insta.

Cara lainnya yang efektif adalah membangun komunikasi dan kepercayaan dengan remaja itu. Jadilah teman yang asyik di dunia maya maupun nyata. Bicara dari hati ke hati agar anak tidak butuh tempat pelarian berupa akun palsu di media sosial. Di sini, orang tua harus peka terhadap kondisi emosional anak.

AURA

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."