Kenalan dengan Masinis Perempuan LRT Jakarta, Asli Bekasi

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Rini Kustiani

google-image
Suasana di Stasiun LRT Boulevard Utara, Kelapa Gading, Jakarta Utara, 11 Agustus 2018. Tempo/Imam Hamdi

Suasana di Stasiun LRT Boulevard Utara, Kelapa Gading, Jakarta Utara, 11 Agustus 2018. Tempo/Imam Hamdi

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Perbedaan jenis kelamin saat ini bukan lagi penghalang untuk menentukan pekerjaan idaman. Banyak perempuan yang menguasai bidang kerja yang dianggap cocok buat laki-laki, begitu juga sebaliknya. Salah satu profesi yang menurut sebagian besar orang lebih sesuai untuk laki-laki adalah masinis.

Adalah Mirantika Kusuma Dewi, satu dari enam masinis perempuan Light Rail Transit atau LRT Jakarta. Perempuan kelahiran Bekasi, 3 Maret 1995 ini adalah lulusan Akademi Perkeretaapian Indonesia atau API Madiun, Jawa Timur. Setelah lulus, dia langsung tertarik untuk bisa menjadi masinis di LRT Jakarta.

Selain sesuai dengan jurusan yang diambil, Marintika memilih menjadi masinis karena LRT adalah kereta ringan pertama yang beroperasi di Jakarta, dan dia akan menjadi bagian dari sejarah. "Excited dan saya merasa terhormat karena baru-baru ini saja ada masinis perempuan," kata perempuan 23 tahun itu di Stasiun Velodrome, Jakarta Timur, Rabu 15 Agustus 2018

Total ada 25 masinis untuk LRT Jakarta. Terdiri dari enam masinis wanita dan selebihnya pria. Bukan perkara mudah menjadi masinis. Mirantika dan rekan-rekannya harus melalui proses seleksi ketat dan mengantongi seritifikat masinis Direktorat Jenderal Perkeretaapian RI. Sebelum memegang kendali kemudi kereta, dia harus berlatih selama 3 bulan di API Madiun. "Tidak boleh buta warna, punya pengetahuan tentang sarana dan cara menjalankan kereta," ucap dia.

Mirantika Kusuma Dewi salah satu masinis wanita di kereta ringan light rail transit (LRT) Jakarta saat ditemui di stasiun LRT Velodrome, Jakarta, Rabu, 15 Agustus 2018. TEMPO/Yatti Febri Ningsih

Berbeda dari moda transportasi berbasis rel lainnya, LRT nantinya akan menggunakan sistem Operation Control Center atau OCC. Dengan sistem ini, para masinis akan berkoordinasi dalam mengoperasikan kereta. "Di Madiun kami pelajari panel-panelnya. Jadi kalau sudah terbiasa dengan kereta manual, maka kereta yang otomatis ini lebih mudah," kata dia.

Kereta LRT Jakarta akan berhenti di 6 stasiun, yakni Stasiun Velodrome, Stasiun Equestrian, Stasiun Pulomas, Stasiun Boulevard Selatan, Stasiun Boulevard Utara, dan Stasiun Pegangsaan Dua. Setelah resmi beroperasi, kereta ini akan memiliki headway selama 5 sampai 10 menit serta waktu tempuh 20 sampai 30 menit, dan mampu mengangkut 240 penumpang untuk sekali perjalanan.

YATTI FEBRI NINGSIH

Baca juga:
4 Kiat Menjadi Perempuan Cantik dan Cerdas
Harga Perawatan Rambut Iis Dahlia Keok Dibanding Putrinya

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."