Kenali Gejala Kanker Limfoma Hodgkin, Penyebab Kematian Nomor 6

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Yunia Pratiwi

google-image
Ilustrasi Kanker

Ilustrasi Kanker

IKLAN

TEMPO.CO, JakartaKanker adalah penyakit yang berasal dari satu sel dalam tubuh yang tumbuh terus-menerus dan tidak dapat dikendalikan. Hal tersebut dapat menjadi penyebab kematian bagi penderitanya. Salah satunya, kanker limfoma hodgkin yang menyerang sistem kelenjar getah bening, yang merupakan bagian dari sistem kekebalan tubuh.

Ketua perhimpunan Hematologi-Onkologi Medik (PERHOMPEDIN) Prof. Dr. dr. Arry H. Reksodiputro pada Media Education Gathering di Jakarta, Rabu, 17 Januari 2018, mengatakan, “Kanker hodgkin itu pembunuh nomor 6, kalau untuk keseluruhan kanker menjadi pembunuh nomor 3 atau 4,” ujarnya.

Secara global, lebih dari 62 ribu orang terdiagnosis menderita kanker limfoma hodgkin namun sekitar 25 ribu orang meninggal setiap tahunnya. Menurut data Globocan, angka tersebut diprediksi akan mengalami peningkatan di 2020. Angka kematian yang tinggi di Indonesia berkaitan dengan keterlambatan deteksi sehingga mengakibatkan sebagian besar kasus kanker sudah berada pada stadium lanjut.

“Penderita kanker hodgkin biasanya datang ke rumah sakit ketika sudah stadium lanjut, dan kankernya sudah membesar,” ungkap Arry.

Baca juga:

Upaya Pencegahan Difteri yang Bisa Dilakukan Orang Tua

Manfaat Diet Alkali, Berat Badan Turun dan Cegah Penyakit Kronis

Gal Gadot Jadi Wonder Woman, Ini Diet dan Olahraganya

Gejala paling umum kanker hodgkin adalah benjolan pada kelenjar getah bening yang ada di daerah leher, ketiak, dan pangkal paha. Gejala lainnya yaitu demam, kelelahan yang berlebih, banyak berkeringat di malam hari, kehilangan nafsu makan, batuk berkepanjangan, pembesaran limpa atau hati, dan yang terpenting adalah penurunan berat badan hingga 10 persen dalam tiga bulan.

Dr. dr. Dody Ranuhardy, SpPD-KHOM, MPH, Sekretaris Jenderal Perhimpunan Hematologi-Onkologi Medik (PERHOMPEDIN), menjelaskan mengenai perbedaan penyakit hodgkin dan nonhodgkin. “Hampir sama gejalanya, bedanya dari sudut patologinya, pada gambaran mikroskop kalau hodgkin ada sel yang namanya cender cell,” jelasnya.

Dody menjelaskan 80 persen dari kasus limfoma hodgkin dapat disembuhkan melalui kemoterapi jika terdeteksi dini. Maka penting untuk tidak meremehkan benjolan pada tubuh meski ukurannya masih terbilang kecil.

ASTRIA PUTRI NURMAYA

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."