Jangan Anggap Sepele, Ini Dampak Body Shaming dan Cara Mengatasinya

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Ecka Pramita

google-image
Ilustrasi body shaming. shutterstock.com

Ilustrasi body shaming. shutterstock.com

IKLAN

CANTIKA.COM, JakartaBody shaming bisa berdampak buruk bagi seseorang. Jika seseorang tidak mematuhi standar tubuh atau stereotip tertentu yang ditetapkan oleh masyarakat, mereka sering kali menghadapi pelecehan yang dapat berupa lelucon atau rasa malu. Namun, hal ini dapat mempengaruhi seseorang dan merusak kepercayaan dirinya. 

“Mengenali Rasa Malu pada Tubuh pada Orang Dewasa dengan C-PTSD akibat Pelecehan Seksual. Bagi orang dewasa dengan C-PTSD yang pernah mengalami pelecehan seksual, mengarahkan perasaan terhadap tubuh seseorang bisa menjadi tantangan tersendiri,” tulis Terapis Linda Meredith. 

Bagi wanita, body shaming biasanya terjadi karena berat badan, bentuk tubuh, ukuran payudara, dan warna kulit, sedangkan bagi pria, hal tersebut terjadi karena kekuatan otot, tinggi badan, rambut rontok, berat badan, dan proporsi tubuh. Apa pun kasusnya, hal ini dapat menimbulkan dampak negatif yang besar pada pikiran.

Dampak Body Shaming

1. Menghindari diri sendiri

Rasa malu pada tubuh sering kali muncul sebagai praktik menghindari cermin atau permukaan reflektif lainnya yang dapat menunjukkan penampilan kita. Kita takut pada refleksi kita sendiri.

2. Rasa tidak nyaman

Ketidaknyamanan dengan keintiman, ketika kita merasa malu dengan tubuh kita sendiri, kita mengalami kesulitan untuk menjadi intim secara fisik dengan orang lain.

3. Pembicaraan diri sendiri yang negatif

Body shaming dari orang lain dapat memicu pembicaraan diri sendiri yang negatif dan kritik diri yang keras terhadap tubuh kita sendiri.

4. Pilihan pakaian

Kita merasa kurang percaya diri untuk mengenakan apa yang kita sukai, oleh karena itu, kita membiarkan rasa malu pada tubuh kita menentukan jenis pakaian yang sebaiknya kita pilih.

5. Cuek pada penampilan

Pengabaian fisik, kita tidak lagi merawat tubuh kita, karena kita merasa jijik dan malu karenanya.

Lantas, apa yang bisa kita lakukan? 

1. Memprioritaskan diri sendiri

Kita perlu belajar memprioritaskan diri sendiri dan fokus pada pembicaraan diri sendiri lebih dari apa yang orang lain pikirkan tentang kita.

2. Praktik hidup sehat

Kita harus fokus pada pilihan gaya hidup sehat yang dapat membuat kita tetap sehat, bugar, dan bahagia.

3. Hindari lingkungan toksik

Lingkungan atau situasi yang toksik di mana kita merasa terpicu – kita harus belajar untuk menjauhkan diri dari tempat-tempat tersebut.

4. Welas asih

Daripada menyerah pada pendapat orang lain, kita harus belajar berbelas kasih dan berempati terhadap diri sendiri dan memilih kebahagiaan kita sendiri....

Pilihan Editor: Kembali jadi Korban Body Shaming, Aurel Hermansyah Ungkap Isi Hatinya

HINDUSTAN TIMES

Hai Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."