Trauma Masa Kecil Meningkatkan Risiko Komplikasi Kehamilan, Kata Studi

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Ilustrasi ibu hamil. (Unsplash/Suhyeon Choi)

Ilustrasi ibu hamil. (Unsplash/Suhyeon Choi)

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Menurut analisis data yang dikumpulkan dari bukti yang tersedia yang diterbitkan dalam jurnal akses terbuka BMJ Open, trauma masa kecil, seperti pelecehan, pengabaian emosional, dan paparan kekerasan dalam rumah tangga, dapat meningkatkan risiko komplikasi kehamilan, begitu pula risiko melahirkan dengan bayi berat lahir rendah atau bayi prematur.

Sementara itu, risiko diabetes terkait kehamilan, tekanan darah tinggi, depresi/kecemasan dan melahirkan bayi dengan berat badan kurang dan atau bayi prematur semuanya mungkin jauh lebih tinggi, berdasarkan analisis tersebut.

Sementara penelitian yang diterbitkan sebelumnya menunjukkan bahwa trauma masa kecil dapat berdampak negatif besar pada kesehatan di masa dewasa, tidak jelas apakah ini meluas ke kehamilan. Untuk mengeksplorasi ini lebih jauh, para peneliti meninjau 32 studi yang relevan, diterbitkan antara tahun 1994 dan 2022. Tiga dari empat adalah studi jangka panjang (kohort), dengan studi observasional atau komparatif (kontrol kasus) sisanya, dikutip dari Hindustan Times, 5 Agustus 2023.

Sebagian besar (19) dilakukan di Amerika. Sisanya berasal dari Kanada (3), Eropa (6), dan wilayah lainnya (4). Peserta studi berkisar dari 48 hingga 11.556. Analisis data yang dikumpulkan dari 21 studi menunjukkan bahwa, secara keseluruhan, wanita yang pernah mengalami beberapa bentuk trauma masa kecil 37 persen lebih mungkin mengalami komplikasi kehamilan daripada mereka yang tidak. Mereka juga 31 persen lebih mungkin melahirkan bayi dengan berat badan rendah atau prematur.

Analisis mendalam lebih lanjut menunjukkan bahwa trauma masa kecil dikaitkan dengan peningkatan risiko diabetes terkait kehamilan sebesar 39 persen, peningkatan risiko depresi antenatal sebesar 59 persen, peningkatan risiko melahirkan bayi dengan berat badan rendah sebesar 27 persen, dan peningkatan risiko sebesar 41 persen. persalinan prematur. Mungkin ada beberapa penjelasan langsung dan tidak langsung untuk temuan tersebut, saran para peneliti.

Trauma masa kecil dapat mengubah regulasi jalur pensinyalan stres dan fungsi sistem kekebalan tubuh; itu mungkin juga mengubah struktur dan fungsi otak; atau mungkin mempercepat penuaan sel, kata mereka.

Dan penelitian yang diterbitkan sebelumnya menunjukkan bahwa hal itu juga terkait dengan kemungkinan perilaku berisiko yang lebih besar di masa dewasa, termasuk penyalahgunaan zat, aktivitas fisik, dan pola makan yang buruk, yang semuanya dapat memengaruhi risiko komplikasi dan hasil kehamilan. Para peneliti mengakui bahwa sebagian besar studi yang disertakan berasal dari negara-negara barat berpenghasilan tinggi, sehingga temuan tersebut mungkin tidak dapat digeneralisasikan di tempat lain, juga tidak dapat menilai dampak potensial dari berbagai jenis trauma masa kecil.

Namun studi menyimpulkan, hasilnya menunjukkan bahwa paparan trauma masa kecil meningkatkan risiko komplikasi kehamilan dan hasil kehamilan yang merugikan. Identifikasi wanita yang terpapar [pengalaman ini] dan mempersonalisasi perawatan mereka dapat memberikan peluang untuk meningkatkan kesehatan mental dan fisik ibu dan anak. Selain skrining untuk trauma masa kecil, temuan penelitian menekankan pentingnya mencegah trauma masa kecil pada anak-anak untuk mengurangi dampak langsung serta penularan antar generasi.

Pilihan Editor: Dear Ibu Hamil, Simak Pentingnya Pemenuhan Nutrisi Esensial pada Setiap Tahapan Kehamilan

HINDUSTAN TIMES

Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."