Advertisement
Advertisement
Advertisement

Kecanduan Judi Online Bisa jadi Tanda Trauma yang Belum Sembuh, Kata Psikiater

foto-reporter

Reporter

google-image
Ilustrasi suami sibuk main ponsel saat bersama istri. Foto: Freepik/Jcomp

Ilustrasi suami sibuk main ponsel saat bersama istri. Foto: Freepik/Jcomp

Advertisement

CANTIKA.COM, Jakarta - Jika pasangan atau anggota keluarga kamu kecanduan judi online alias judol bisa jadi tanda adanya trauma yang belum sembuh. Mereka memilih mengatasi trauma tersebut dengan cara yang ekstrem, menurut psikiater dr. Jiemi Ardian.

"Sebagian kasusnya itu karena trauma, makanya dia kecanduan, berusaha mengisi kesenangan dengan cara ekstrem, berusaha mengisi kesenangan yang besar, yang kalau orang normal gak butuh intensitas kesenangan sebesar itu," jelasnya di sela peluncuran buku "Pulih dari Trauma" di Jakarta, Minggu, 13 Juli 2025.

Dokter lulusan Universitas Sebelas Maret Surakarta ini mengatakan orang dengan trauma membutuhkan suatu pelampiasan yang bisa membuatnya senang dengan intensitas yang besar, maka itu lebih mudah mengalami kecanduan karena memberikan akses kesenangan yang besar.

Jiemi juga mengatakan orang yang memiliki trauma namun tidak disembuhkan maka akibatnya tidak hanya mengalami kecanduan pada sesuatu namun juga memiliki perilaku kasar atau jadi temperamen.

Ia menambahkan berhentinya seseorang dari judi online juga bukan berarti ia sudah sembuh dari trauma, melainkan harus diikuti dengan berkurangnya perilaku mengganggu yang mengikutinya.

"Jadi kita tidak bisa menganggap sembuh judi itu hanya sebatas abstinence atau berhentinya judi. Tapi berhentinya judi dan hilangnya gejala aneh-aneh yang lain atau gejala mengganggu yang lain, itu baru kita bisa sebut sebagai sembuh," kata Jiemi.

Bisa Picu Secondary Trauma

Jiemi mengatakan orang yang melakukan judi online juga bisa mengalami depresi yang akan berimbas pada orang terdekat di keluarganya yang akan menimbulkan trauma sekunder atau secondary trauma. Hal itu karena keluarga yang "tertular" trauma tersebut menjadikan referensi judi online adalah hal yang buruk, dan nantinya bisa memicu kemarahan hanya dengan melihat konten judi online.

Ia mengatakan kecanduan judi online yang juga merupakan salah satu dari bagian trauma perlu ditangani oleh profesional sebagai bentuk tanggung jawab terhadap diri sendiri dan kesadaran akan pengaruhnya pada keluarga.

Pilihan Editor: Polwan Bakar Suami, Ini 8 Bahaya Judi Online: Merusak Rumah Tangga hingga Masalah Mental

Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi Terkini Gaya Hidup Cewek Y dan Z di Instagram dan TikTok Cantika

Advertisement

Recommended Article

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."
Advertisement