5 Dampak Anak Main Game Daring Lebih dari 4 Jam Sehari

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Mitra Tarigan

google-image
Ilustrasi anak dan gadget. Shutterstock.com

Ilustrasi anak dan gadget. Shutterstock.com

IKLAN

CANTIKA.COM, JakartaAnak dan internet akhir-akhir ini memiliki hubungan yang cukup dekat. Tidak jarang kita melihat orang tua memberikan telepon genggamnya kepada anak di tempat publik, hanya agar sang buah hati anteng dan diam serta tidak rewel. Saat di rumah pun semakin banyak waktu anak yang digunakan untuk fokus bermain game daring di gadget mereka.

Pakar kejiwaan subspesialis anak dan remaja lulusan Universitas Indonesia dr Anggia Hapsari, Sp.K.J, Subsp. A.R.(K) mengatakan ada beberapa dampak yang akan dialami anak ketika main game daring berlebihan atau lebih dari 4 jam sehari. 

Simak 5 risiko yang akan dialami anak saat main game daring berlebihan

1. Timbul Perilaku Adiksi 

Anggia mengatakan anak rentan mengalami perilaku adiksi bila main game daring berlebihan. "Anak sulit mengendalikan dorongan dalam diri mereka untuk misalnya setop main game," kata dia melalui kegiatan yang digelar daring bersama awak media, Jumat 21 Juli 2023.

2. Gangguan Pengendalian Psikomotor

Anggia yang tergabung dalam Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia juga mengatakan, anak-anak yang mengakses internet berlebihan rentan terkena gangguan pengendalian impuls berupa gerakan psikomotor atau vokal yang tak disadari. Ini, sambung dia, kemudian akan membuat anak-anak terlihat berbeda dari anak-anak seusianya.

3. Gangguan Subtipe Obesesif Kompulsif

Masalah kesehatan lain yang juga bisa dialami anak yakni gangguan subtipe obsesif kompulsif. Dia mencontohkan, anak-anak yang terbiasa main game daring kemudian karena suatu sebab tak bisa memainkannya, akan terus menerus memikirkan hal ini. Anak kemudian menyikapi dengan perilaku-perilaku tertentu untuk meniadakan pikiran tersebut.

4. Risiko Alami Eksploitasi dan Kekerasan Daring

Di sisi lain, kemudahan mengakses internet dan gawai pada anak tanpa disertai kemampuan penilaian dan pengendalian yang baik dapat menempatkan mereka pada risiko terkena eksploitasi dan kekerasan secara daring. Anggia mengatakan bentuk baru kekerasan dan eksploitasi pada anak yang mungkin tak disadari orangtua antara lain interaksi terkait kekerasan seksual berupa sexting atau praktik mengirim pesan, foto atau video yang eksplisit secara seksual melalui pesan teks, serta live video. "Dampaknya terhadap anak kalau mengalami kekerasan secara online bisa mereka menjadi malu terhadap apa yang mereka alami," kata dia.

Menurut dia, anak korban kekerasan yang merasa malu dengan apa dialami pasti akan menyalahkan diri sendiri. Mereka juga rentan disalahkan orang tua atau guru dan orang-orang di sekitarnya, merasa tertuduh hingga dikhianati oleh orang yang telah dipercayainya.

5. Alami Gangguan Suasana Hati hingga Depresi

Berbagai masalah psikologi itu, kata Anggia, pada akhirnya dapat memunculkan gangguan psikologis lain seperti kecemasan, gangguan perilaku dan suasana hati seperti depresi.

Pilihan Editor: Anak Kecanduan Gadget, Kenali Ciri dan Cara Mengatasinya Menurut Psikolog

Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."