Pentingnya Kesehatan Mental bagi Pemimpin, untuk Ketahanan Diri dan Self Love

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Ilustrasi wanita bekerja di kantor. shutterstock.com

Ilustrasi wanita bekerja di kantor. shutterstock.com

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Menjadi pemimpin atau leader membutuhkan sejumlah bekal diri, salah satunya kesehatan mental atau mental health yang baik, menurut Cindy Gozali, Founder & CEO Welness Inc, bisnis jasa yang fokus pada kesehatan mental, hubungan, dan kebugaran. Kesehatan mental berperan besar dalam ketahanan diri dan mencintai diri sebagai pemimpin.

"Sangat penting untuk seorang pemimpin memiliki mental yang sehat. Kalau mau jadi leader, number one (nomor satu) harus kesehatan mental dulu. Karena saya percaya, CEO itu bukan cuma chief executive officer, tapi chief energy officer," ujarnya ditemui usai konferensi pers Next Gen Festival di Plaza Indonesia, pada Rabu, 17 Mei 2023.

"Contohnya, aku lagi down, sedih, otomatis tim aku akan ngikut (terpengaruh). Kalau aku semangat bahagia, mereka akan ngikut. (pemimpin menjadi) barometer energi di kantor bagaimana," tambahnya.

Cindy juga mengatakan kesehatan mental yang baik salah satu modal ketahanan diri menghadapi beragam tantangan, termasuk komentar-komentar buruk di media sosial.

"Kita harus nyaman dengan diri sendiri, gak mudah ter-pressure dengan orang lain di media sosial.
ketahanan mental dan tahu yang terbaik untuk diri saya, apa yang saya butuhkan, mengenali diri sendiri, ujarnya.

"Sebab gangguan banyak, salah satunya di era sekarang berita atau komentar di media sosial yang bisa bikin down. (Dengan kesehatan mental yang baik) tidak mudah tergoyangkan," lanjutnya.

Dia mengibaratkan kesehatan mental ibarat akar pohon yang kuat. "Kita ibarat pohon. Kalau kita kuat mentalnya, tidak mudah akan terbawa ke kanan ke kiri, tapi kita juga mudah beradaptasi dengan perkembangan zaman seperti pohon (daun-daun) yang bergerak tertiup angin, tapi akarnya tetap kuat," ucapnya.

Baca juga: Wakil Direktur Utama BNI, Adi Sulistyowati jadi Role Model Pemimpin Perempuan

Cindy Gozali, Founder & CEO Wellness Inc. ditemui di Plaza Indonesia, Jakarta Pusat, pada Rabu, 17 Mei 2023. Foto: CANTIKA/Silvy Riana Putri

Cara Menjaga Kesehatan Mental

Dalam menjaga kesehatan mental selalu prima, Cindy menekankan pentingnya mengetahui kebutuhan diri sendiri. Berkaca dari pengalamannya, dia pun tak lepas dari rasa sedih, tak bersemangat alias down. Di kala itu, dia selalu mencari tahu apa penyebabnya dan menanggulangi dengan cara yang sesuai dengan kebutuhan dirinya.

"Aku tiap hari bermeditasi, refleksi diri, jalan pagi. Aku tidak selalu happy, ketika lagi down, aku cari tahu dan cara menanggulanginya," ujarnya.

Bukan cuma fokus pada kesehatan mental dirinya, Cindy juga mengisahkan ada sesi well worker circle di kantornya, di mana dia dan tim duduk dalam lingkaran berbagi apa pun yang dirasakan dan dialami.

"Semuanya boleh sharing (berbagi), termasuk yang baru masuk. It's oke mereka berbagi, no judgement from me. Harus sama-sama, gak cuma aku yang harus happy, begitu juga tim aku. Tiap senin kita melakukan itu sebelum kita kerja mengawali pekan. Sangat membantu, dan itu something yang suka aku sharing ke corporate," tuturnya.

Dan, sebagai pemimpin perempuan, Cindy mengatakan pentingnya untuk tidak membanding-bandingkan dengan yang lain. Sebab hal itu bisa memengaruhi cara mencintai diri sendiri atau self love, menerima dan menghargai apa yang telah dilakukan.

"Perempuan harus bisa pilih-pilih, tahu yang terbaik untuk diri sendiri. Kalau kita ga mencintai, menghargai diri sendiri, gimana kita bisa menolong orang lain. Mau mencintai diri sendiri, menerima diri sendiri, yang dlakukan sudah yang terbaik. Jangan membanding-bandingkan," pungkasnya.

Pilihan Perempuan: Menjadi Pemimpin Perempuan, Mari Elka Pangestu: It's Not Me, It's About Us

Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."