7 Makanan dan Minuman yang Harus Dihindari Penderita PCOS

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Ilustrasi kue kering atau cookies. Unsplash.com/Denisse Leon

Ilustrasi kue kering atau cookies. Unsplash.com/Denisse Leon

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Ada sejumlah makanan dan minuman yang harus dihindari penderita PCOS. Sebab makanan tinggi gula dan garam bisa memperburuk gejala PCOS seperti nyeri haid yang hebat atau siklus menstruasi semakin tidak teratur. Bukan cuma itu, ada pula makanan olahan yang bisa berdampak buruk jika dikonsumsi penderita sindrom polikistik ovarium atau polycystic ovarian syndrome (PCOS). Berikut daftarnya yang dipaparkan Vidhi Chawla, ahli gizi dan pendiri Fisico Diet Clinic di India.

1. Makanan Olahan/Produk Roti

Tepung halus ditemukan dalam makanan seperti nasi putih, cokelat, adonan roti, kentang, dan kue kering. Karbohidrat olahan termasuk jenis makanan yang harus dihindari penderita PCOS, bahkan yang terburuk. 

Perlu diingat juga, risiko diabetes lebih tinggi pada penderita PCOS. Maka dari itu, karbohidrat olahan wajib dihindari karena bisa menyebabkan tubuh memproduksi lebih banyak insulin, sehingga diabetes.

2. Kopi

Chawla berkata, “Kafein ditemukan dalam kopi, dan meningkatkan kadar hormon estrogen (hormon wanita) dalam tubuh. Kadar hormon juga terganggu pada PCOS. Peningkatan konsumsi kopi dapat memperburuk penyakit. Lebih aman untuk tidak mengonsumsi kopi dan minuman berkafein.”

3. Minuman Manis

Kadar gula dalam minuman bersoda, dan minuman berenergi cukup tinggi. Ini merangsang pelepasan insulin dan memengaruhi kadar testosteron. Ini juga dapat menyebabkan lekas marah dan kembung. Apalagi, kelebihan gula pada semua minuman tersebut hanya akan disimpan dalam lemak oleh tubuh, sehingga mengakibatkan kenaikan berat badan dan semakin memperburuk gejala PCOS.

Baca juga: Diet Karbo dan Tinggi Protein Cocok bagi Perempuan Penderita PCOS

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."