Mata Hati Penutup Manis Garis Poetih 2023, Terbuai Pesona Tenun Sumba Timur

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Koleksi Mata Hati merupakan kolaborasi Ivan Gunawan bersama Dekranasda NTT. Foto: Dok. Garis Poetih

Koleksi Mata Hati merupakan kolaborasi Ivan Gunawan bersama Dekranasda NTT. Foto: Dok. Garis Poetih

IKLAN

Arti Motif Tenun Sumba Timur

Dari sederet motif di koleksi Mata Hati ini, Julie mengisahkan makna di balik motif kuda dan tengkorak.  Julie mengatakan motif binatang salah satu ciri tenun khas Sumba Timur, dan kuda salah satunya.

"Satu tentang kuda. Di NTT, kita terkenal ada paso, pertandingan kuda antar desa. Kuda jadi ikon,
 ujarnya ditemui usai fashion show.

"Yang kedua, ada tengkorak. Tengkorak besar di tengah, lalu ada tengkorak kecil di kiri kanannya," jelasnya dengan detail sambil menunjuk.

Menurutnya, tengkorak tengah itu diibaratkan posisi raja di Sumba saat meninggal bersama pengawal yang mendampinginya.

Koleksi Mata Hati merupakan kolaborasi Ivan Gunawan bersama Dekranasda NTT. Foto: Dok. Garis Poetih

"Sebelum (raja) meninggal, ada budaya tarik batu. jadi 200-300 org menarik batu dari laut untuk menyiapkan kuburan. Itu ada seremonialnya. Sang raja meninggal dalam posisi duduk, makanya formasinya tidak tidur," imbuhnya. 

"Setahu saya para leluhur bercerita bahwa raja tersebut jika memang meninggal, ajudannya kalau sekarang, meninggal atau tidak, mereka dikubur di kiri kanannya untuk mengawal raja tersebut.
itulah cerita para leluhur," tambahnya.

Terkait teknik menenun yang dipakai di koleksi Mata Hati, Julie menyebut memakai teknik sotis, timbul di satu sisi. Dan, tentunya ada sentuhan pewarna alam seperti mengkudu hingga kayu. 

Detail Rancangan Koleksi Mata Hati

Saat ditanya alasan mengapa memilih menamai koleksi Mata Hati, Igun mengatakan keindahan karya ini tak hanya dinikmati oleh mata, tapi juga dirasakan oleh hati. Sedikit banyak pengalaman desainer 41 tahun itu berlibur ke Labuan Bajo juga semakin memikat ia dengan tenun NTT.

"Spesial karena saya merasakan keindahan NTT sejak saya berlibur ke Labuan Bajo, sampai mau balik lagi, lagi dan lagi. Dari alam, budaya, masayarakat, dan kainnya," ujarnya.

"Di koleksi saya kali ini, tidak ada sedikit pun memakai print. Karena ibu julie anti dengan print. Dia bilang 'kalau kamu pakai print, rakyat aku gak makan'. Kita ingin edukasi kepada semua, cobalah sesekali merayakan hari raya dengan tenun NTT," lanjutnya.

Koleksi Mata Hati merupakan kolaborasi Ivan Gunawan bersama Dekranasda NTT. Foto: Dok. Garis Poetih

Igun mengatakan koleksi Mata Hati terasa seperti gaya berpakaian di resor saat liburan. Sebab suasana Lebaran di indonesia kerap dengan liburan bersama keluarga dan sahabat.

Bicara soal desain, Igun mengatakan menawarkan tampilan klasik, tak lekang oleh waktu, dan bisa dipakai sehari-hari hingga pesta.

"Aku buatnya transisi, ada look muda, kebaya melayu untuk ibu-ibu," tuturnya.

Dari pantauan Cantika, terdapat celana model palazzo, tampilan oversized, luaran atau outer panjang, vest, hingga gaun panjang yang flowy. Pilihan lainnya adalah setelan warna senada dengan sentuhan motif tenun Sumba Timur di bagian pinggir, depan, atau tengah busana. Ada pula detail bordir dan renda yang semakin mempercantik tenun Sumba Timur.

Untuk pemilihan bahan, Igun memakai linen, viscose hingga polyester. " Bahan yang digunakan yang bisa dipakai sehari-hari," ungkapnya.

Selain busana, Igun juga membuat sepatu, topi, tas dari tenun Sumba Timur.

Baca juga: Pesona Karya IPMI Buka Gelaran Garis Poetih 2023, Dominan Putih dan Sentuhan Wastra Nusantara

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."